Tren Penggemar Budaya Jepang Bisa Jadi Peluang Bisnis Baru

jpnn.com, JAKARTA - Tren penggemar budaya Jepang makin berkembang di Indonesia. Penggemar budaya Jepang terdiri dari anak muda atau sekolah.
Namun, sedikit juga orang berusia di atas 25 tahun yang masih menggemari hal-hal berbau budaya Jepang seperti anime.
Terbukti dari beberapa event yang diikuti Kyou seperti Animetoku, Jakarta Toys Fair, Impactnation Japanese Festival, dan Tanjoubi Matsuri, sangat ramai pengunjung mulai dari usia muda hingga tua.
Fans fanatik budaya Jepang atau Wibu terbentuk dari karena perkembangan anime, video game, hingga manga atau komik yang memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri.
Tak hanya wibu, para otaku (sebutan bagi penyuka anime dan memiliki hobi khusus) di Indonesia tak segan menggelontorkan sejumlah uang sebagai bentuk totalitas agar hobinya dapat terpenuhi, misalnya koleksi figur anime.
Menanggapi antusias penggemar anime di Indonesia, Kyou hadir menyediakan berbagai produk pop culture Jepang.
Bisnis yang didirikan sejak 2014 oleh Bimo Tyastomo dan Rivaldo Philip itu menjadi salah satu hobby shop terbesar di Indonesia. Nama Kyou sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti happiness atau kebahagian.
“Berawal dari kesukaan dan hobi koleksi figur berbagai seri anime, saya dan teman akhirnya mendirikan Kyou. Kami memiliki visi menjadi penyebar kebahagiaan ke sebanyak mungkin otaku,” ujar Founder Kyou Bimo Tyastomo.
Tren penggemar budaya Jepang makin berkembang di Indonesia. Penggemar budaya Jepang terdiri dari anak muda atau sekolah.
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Hadir di Semarang, KAYO.id Kenalkan Bahasa dan Budaya Jepang Sejak Dini
- Hasil Semifinal Sudirman Cup 2025: China Mengerikan, Jepang Hancur
- Perkuat Bisnis Digital, Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp 36,6 Triliun di Awal 2025
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia