Tubuh Pendek dan Kaitannya dengan Strok

Tubuh Pendek dan Kaitannya dengan Strok
Ilustrasi tubuh pendek. Foto: healthvesti

jpnn.com, JAKARTA - Orang-orang bertubuh pendek mungkin berisiko tinggi terkena strok, berdasarkan penelitian tentang korelasi antara tinggi anak dan kondisi kardiovaskular.

Satu tim ilmuwan mempelajari lebih dari 300.000 anak di Denmark yang lahir antara tahun 1930 dan 1989, mencari informasi tentang pertumbuhan fisik mereka dan kemudian membuat statistik tentang stroke dalam kelompok tersebut setelah mereka mencapai usia dewasa.

Sekitar 3 persen dari mereka akhirnya menderita strok iskemik, dengan pria dan wanita yang lebih pendek saat berusia 7, 10 dan 13 tahun memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian medis tersebut, menurut jurnal Stroke.

Anak laki-laki yang lebih pendek juga berisiko lebih besar mengalami pendarahan intraserebral.

Sedangkan pada strok iskemik, sebuah pembuluh darah yang membawa darah ke otak menjadi tersumbat, memotong suplai oksigen organ, dalam perdarahan intraserebral, pembuluh darah pecah yang menyebabkan darah tumpah ke otak.

Perbedaan tinggi yang diamati para periset memengaruhi risiko strok tidak besar, anak laki-laki dan perempuan hanya sekitar 2 inci lebih pendek dari ukuran rata-rata untuk usianya.

Selama strok, pembuluh darah menjadi tersumbat dan memotong oksigen otak atau pecah dan menyebabkan darah bocor ke otak.

Ini belum tentu gen yang memengaruhi tinggi seseorang membawa risiko strok tertentu.

Orang-orang bertubuh pendek mungkin berisiko tinggi terkena strok, berdasarkan penelitian tentang korelasi antara tinggi anak dan kondisi kardiovaskular.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News