Tujuh Desa Wisata Terbaik di Indonesia Diganjar Penghargaan

Tujuh Desa Wisata Terbaik di Indonesia Diganjar Penghargaan
Desa Wisata Pujon Kidul, Malang. Foto: Radar Kanjuruhan/jpg

“Hadirnya BUMDes menjadi jawaban untuk menggerakkan ekonomi desa. Disisi lain, dana desa yang disalurkan merupakan program utama pemerintah yang menggelontorkan dana langsung ke desa, sehingga desa bersangkutan mampu berkembang secara mandiri, termasuk di sektor pariwisata,” terang Eko Putro Sandjojo.

Eko Putro Sandjojo menambahkan, dana desa telah meningkatkan status desa menjadi maju dan berkembang. Tahun lalu tercapai 11 ribu desa berkembang yang awalnya tertinggal dan 7.000 desa maju. Melebihi target RPJM 2019 yaitu 5.000 desa berkembang dan 2.000 desa maju.

“Dana desa terus membuktikan hasilnya yaitu terbangunnya jalan desa sepanjang 66.884 km, jembatan sepanjang 511,9 km, embung sebanyak 686, saluran irigasi sebanyak 12.596. Di samping itu penyerapan dana desa dari 80 persen menjadi 99,89 persen,” ungkapnya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, keberhasilan desa wisata peraih penghargaan ini terbukti mampu mengembangkan potensi pariwisata dan juga potensi sumber daya lokal melalui pola pemberdayaan masyarakat atau Community Based Tourism.

“Ini prestasi yang sangat membanggakan, keberhasilan desa wisata ini tentunya harus menjadi contoh bagi desa yang lainnya di Indonesia, dan ini juga menjadi bagian Indonesia Incoporated untuk membangun pariwisata Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.

Program Desa Wisata, kata Menpar Arief Yahya, juga nyambung dengan rencana membangun 100.000 homestay di 2019, yang dimulai 2017 ini. Desain arsitektur rumah nusantara di homestay juga semakin relevan untuk segera diimplementasi.

“Kelak, ketika Desa Wisata itu sudah siap jual, akan langsung dipromosikan, lalu selling platform-nya juga dimasukkan dalam DMP atau Digital Market Place. Maka Desa Wisata itu bisa berfungsi ganda. Bisa sebagai amenitas dengan homestay, akomodasi di rumah penduduk yang sudah sadar wisata. Juga bisa sebagai atraksi, karena berada dalam atmosfer kehidupan masyarakat desa yang hommy, kaya dengan sentuhan budaya, dan nuansa kekeluargaan yang belum tentu bisa ditemukan di negara lain,” terang Menpar Arief Yahya.(jpnn)


Menjelang Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) II tahun 2017, di Bidakara Jakarta, tema soal homestay desa wisata terus menanjak.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News