Tujuh Rumah di Tangsel Retak-retak Akibat Pergerakan Tanah

Tujuh Rumah di Tangsel Retak-retak Akibat Pergerakan Tanah
Ilustrasi rumah retak akibat pergerakan tanah. Foto: Radar Banyumas

jpnn.com, TANGSEL - Tujuh bangunan rumah warga di RT14/RW03, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mengalami retak-retak. Bahkan, lantai sampai terbelah. Hal ini diakibatkan pergerakan tanah.

Salah satu warga, Khadijah menyatakan, bagian dapur dan kamar mandi rumahnya sudah ambruk. Dia terpaksa menumpang mandi dan cuci piring di rumah tetangga. Menurutnya, pergerakan tanah sudah dirasakan sejak lima bulan lalu.

“Dapur dan kamar mandi saya sudah enggak bisa dipakai lagi,” kata Khadijah seraya mengatakan lima rumah tetangganya mengalami renggang pada tembok.

Khadijah mengatakan pergerakan tanah setiap hari terjadi. Sebelum akhirnya ambruk, tembok kamar mandinya sempat melengkung hingga akhirnya roboh menimpa kloset.

“Sekarang kami takut tinggal di rumah. Makanya mengungsi. Soalnya, hampir setiap hari ada pergerakan tanah. Itu terdengar dari atas rumah yang bunyi kretek-kretek,” katanya.

“Saya berharap pemerintah melakukan penanganan secepatnya dan memberikan bantuan bagi warga,” tandasnya.

Kabag Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Resiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nur Hidayat menyatakan, lokasi tersebut merupakan rawan longsor dari kurun waktu 2012 hingga 2014.

“Pemkot Tangsel harus segera menempuh langkah preventif. Supaya tak terjadi longsor. Retak-retak bangunan menunjukkan permukaan tanah sudah tertarik,” katanya.

Sejak lima bulan terakhir warga merasakan pergerakan tanah sampai akhirnya bangunan rumah retak-retak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News