Tunda Saja Pilkada Serentak 2015 Ini

Tunda Saja Pilkada Serentak 2015 Ini
Siti 'Wiwik' Zuhro. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - ‪JAKARTA - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Profesor Siti Zuhro mengungkap jika pemerintah setelah masa pertambahan waktu pendaftaran bakal calon Pilkada mengeluarkan Perppu untuk meloloskan calon tunggal ikut Pilkada serentak, sama artinya pemerintah telah mengambil tanggung jawab dan peran partai politik dalam sebuah Pilkada.

Kalau hal tersebut benar-benar terjadi dan pasangan tunggal tetap ikut Pilkada apa pun dalihnya, menurut Siti Zuhro, ini sebuah blunder demokrasi. "Pemerintah telah memaksakan demokrasi tanpa kepercayaan publik. Ini berbahaya," kata Siti Zuhro, saat dihubungi wartawan, Jumat (7/8).

Kalau pemerintah punya niat baik terhadap demokrasi lanjut wanita yang akrab disapa Wiwik ini, banyak cara yang elegan dan mulia bisa dilakukan pemerintah. "Misalnya, dorong saja satu gerakan nasional untuk satu revolusi partai politik menuju multipartai sederhana," ujar Wiwik.

Adanya calon tunggal di 7 daerah dari 269 yang akan menggelar pilkada serentak, menurut Wiwik, hanya ujung dari sebuah proses. "Sebaiknya lari ke pangkal masalah," ujar dia.

Wiwik menjelaskan, lihat kembali perdebatan apa saja di level Panitia Kerja (Panja) RUU Pilkada ini yang alot dan coba itu dibahas lagi dengan melepaskan berbagai kepentingan kelompok.

"Misalnya, soal pasal terkait kepala daerah dipilih rakyat atau DPRD yang pada akhirnya dengan mudah dianulir oleh Perppu dan direvisi lagi jadi UU Pilkada yang dipakai sekarang dan terbukti Pilkada serentak ini boros biaya," tegasnya.

Menurut Wiwik, perkiraan Pilkada serentak akan irit biaya dan kecil resiko sosial politiknya, sebagai akibat dari otonomi yang hanya dilihat dari perseptif pemerintah pusat.

Karena itu, dia kembali mengusulkan agar Pilkada serentak di Desember 2015 ditunda. "Penundaan Pilkada serentak bukan sebuah tindakan politik yang memalukan, tapi sebagai forum konsolidasi nasional dalam rangka membangun Indonesia dari daerah, dari desa," jelasnya.

‪JAKARTA - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Profesor Siti Zuhro mengungkap jika pemerintah setelah masa pertambahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News