Tuntutan 'Revolusi' Bergema di Depan Istana

Hari Antikorupsi Sedunia

Tuntutan 'Revolusi' Bergema di Depan Istana
Ilustrasi demo mahasiswa. Foto: dok.JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ratusan ribu massa dari berbagai organisasi tumpah di sekitar Istana Merdeka, Monas, dan Bundaran Hotel Indonesia. Teriakan menuntut revolusi pun terus bergema.

Puluhan tokoh hadir dalam aksi damai peringatan anti korupsi sedunia itu, antara lain ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, pakar komunikasi Universitas Indonesia Effendi Ghazali, Eef Saifullah Fattah, serta tokoh dari Republik Mimpi Jarwo Kuat, dan Megawani.
 
Aksi itu didukung sekitar 50 organisasi masyarakat, agama, dan mahasiswa. “Kita melakukan aksi damai. Bapak-bapak di istana, lihatlah kami mendesak hapuskan korupsi hari ini juga,” teriak Effendi dengan pengeras suara.

Massa yang membelakangi istana Merdeka sempat menari-nari menggoyongkan pantat. Itu pertanda bahwa korupsi harus digoyang seperti menggoyang pantat. “Saudara-saudara, tidak ada kata lain selain revolusi,” teriak salah seorang orator.

Ratusan polisi dari Brimob, TNI, dan banpol membrikade istana Merdeka. Mereka juga bersiap-siap di dalam lingkungan Monas dan istana. Kawat berduri penghalang demontrans dibuat berlapis melindungi istana. Selain itu, masih banyak sejumlah kawat berduri di halaman Monas.

Ibu-ibu dan anak-anak pun memadati halaman depan Monas dan Istana. Mereka membawa poster-poster, spanduk, selebaran, dan sal anti korupsi. Makin sore, jumlah demonstran makin banyak. Meski orasi dipanggung mulai ditutup, namun aksi di jalan-jalan masih berlangsung, terutama di bundaran HI. Begitu pula bus-bus antre memasuki lokasi sekitar Monas. Polisi langsung mengalihkan rute di seputar Monas menuju HI dan Kebon Sirih.(gus/jpnn)

Ratusan ribu massa dari berbagai organisasi tumpah di sekitar Istana Merdeka, Monas, dan Bundaran Hotel Indonesia. Teriakan menuntut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News