Tupai Chong

Oleh: Dahlan Iskan

Tupai Chong
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Yang paling dijagokan adalah yang warna dagingnya keemasan: itulah durian Tupai Chong.

"Apakah itu yang di Malaysia disebut Tupai King?" tanya saya.

Akhiong tersinggung. Ia tidak rela Tupai Chong-nya Bangka disejajarkan dengan Tupai King-nya Malaysia.

"Penggunaan kata Tupai di Malaysia itu yang justru meniru Bangka. Istilah Tupai King di Malaysia baru ada dua tahun ini. Tupai Chong sudah puluhan tahun," ujarnya.

Saya pun tidak sabar: ingin segera membuka Tupai Chong itu. Namun, makan durian sendirian? Tidak seru.

Saya harus tahan emosi. Saya membuat jadwal: habis Isya. Saya undang teman durian saya: Liong Pangkey. Yang di hatinya, di jantungnya, di darahnya hanya ada satu mimpi: durian.

Ia orang Gorontalo yang sudah lama di Surabaya.

Sebenarnya saya ingin undang beberapa teman lagi. Namun, saya takut justru saya bisa tidak kebagian.

Theng Ah Khiong termasuk yang tidak rela Indonesia kalah oleh Malaysia, dalam hal durian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News