Uang, Laptop, dan Dokumen Penelitian Mahasiswi Raib

Uang, Laptop, dan Dokumen Penelitian Mahasiswi Raib
Kondisi kaca mobil tampak hancur usai mengalami penyerangan. Foto: Pojokbandung

Seorang penyidik yang menolak disebut namanya menyatakan, pelaku diperkirakan hanya menggunakan dua alat.

Yakni, alat penembus kaca yang dijual bebas di pasaran atau pecahan busi motor yang dilumuri air.

''Kalau enggak hancur berkeping-keping, dia pakai dua alat tersebut, lalu dorong pakai siku,'' ujarnya.

Mereka bekerja secara berkelompok. Setiap kelompok punya informan yang berbeda. Biasanya ada seorang informan lokal dari sekitar TKP.

Merekalah yang memasok informasi kepada para pelaku tentang mangsa yang hendak disasar.

Level bandit pecah kaca bergantung pada kecepatan dalam beraksi. Makin sedikit waktu yang dibutuhkan, makin mahir level kelompok tersebut. ''Ada juga yang pakai sistem hunting, tanpa informan. Tapi, itu kelompok yang langka,'' jelasnya.

Kasubnit Jatanras Polrestabes Iptu Arif Wicaksana saat dimintai konfirmasi menyatakan, pihaknya kini melakukan pemetaan pelaku.
Salah satunya, memperkirakan kelompok yang bermain. ''Masih penyelidikan ini, mohon waktu ya,'' tuturnya.

Kasatreskrim Polrestabes AKBP Sudamiran memberikan atensi khusus. Dia meminta anak buahnya untuk teliti dalam menyelidiki kasus tersebut.

Pelaku membawa kabur sebuah laptop berisi tugas akhir yang sangat penting dan uang USD 100.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News