Uang Pensiun untuk Dirikan Sigepi Institut

Uang Pensiun untuk Dirikan Sigepi Institut
MAHAGURU: Octav Dirgantara Setiadji (tengah, baju hitam) di antara murid-muridnya di markas Sigepi Institut. Foto: Salsabyl a’dn/Jawa Pos
Kehidupan tersebut terus dijalani hingga Octav memutuskan untuk mendirikan Sigepi Institut pada 2011. Saat itu, Octav yang baru pensiun dari KJRI Berlin langsung menghabiskan dana sekitar EUR 70.000 (Rp 912 juta, kurs EUR 1 = Rp 12 ribu) untuk menyewa satu flat seluas 400 meter persegi. Flat itulah yang kemudian dijadikan markas Sigepi Institut. Dana tersebut merupakan tabungannya plus sekitar EUR 14 ribu (Rp 182 juta) utang dari pihak ketiga.

"Tahun lalu siswa saya baru 40 orang. Tapi, sekarang sudah sekitar 150 orang, sehingga mampu untuk membiayai operasi Sigepi," ujarnya.

Meski muridnya kini banyak, Octav belum bisa bangga. Sebab, kakek delapan cucu itu prihatin karena sangat sedikit orang Indonesia yang mau belajar pencak silat. Justru orang asing yang menggebu berlatih warisan budaya nenek moyang orang Indonesia itu.

"Di antara seluruh murid saya, 98 persen orang asing. Orang Indonesia tak sampai sepuluh," ungkapnya.

PENCAK silat ternyata sudah mendunia. Buktinya, bela diri itu kini ada di mana-mana. Salah satunya di Berlin, Jerman. Lewat Sigepi (Silat Gerakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News