Uang Pensiun untuk Dirikan Sigepi Institut
Sabtu, 16 Maret 2013 – 06:47 WIB
Kehidupan tersebut terus dijalani hingga Octav memutuskan untuk mendirikan Sigepi Institut pada 2011. Saat itu, Octav yang baru pensiun dari KJRI Berlin langsung menghabiskan dana sekitar EUR 70.000 (Rp 912 juta, kurs EUR 1 = Rp 12 ribu) untuk menyewa satu flat seluas 400 meter persegi. Flat itulah yang kemudian dijadikan markas Sigepi Institut. Dana tersebut merupakan tabungannya plus sekitar EUR 14 ribu (Rp 182 juta) utang dari pihak ketiga.
"Tahun lalu siswa saya baru 40 orang. Tapi, sekarang sudah sekitar 150 orang, sehingga mampu untuk membiayai operasi Sigepi," ujarnya.
Meski muridnya kini banyak, Octav belum bisa bangga. Sebab, kakek delapan cucu itu prihatin karena sangat sedikit orang Indonesia yang mau belajar pencak silat. Justru orang asing yang menggebu berlatih warisan budaya nenek moyang orang Indonesia itu.
"Di antara seluruh murid saya, 98 persen orang asing. Orang Indonesia tak sampai sepuluh," ungkapnya.
PENCAK silat ternyata sudah mendunia. Buktinya, bela diri itu kini ada di mana-mana. Salah satunya di Berlin, Jerman. Lewat Sigepi (Silat Gerakan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408