Uang Suap Sebaiknya untuk Gaji
Sabtu, 28 Januari 2012 – 08:55 WIB
JAKARTA – Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta pengusaha untuk menghilangkan budaya suap. Sebaiknya, uang untuk menyogok pejabat tersebut dialihkan menaikan gaji karyawannya. Sehingga tidak terjadi pemogokan massal seperti yang terjadi di Bekasi.
’’Suap sudah ketinggalam zaman. Akhirilah menyogok, lebih baik dana itu untuk menaikkan gaji buruh,” ungkap Dahlan saat seminar strategi investasi dan portofolio di Jakarta kemarin (27/1).
Baca Juga:
Mantan Direktur Utama PLN tersebut mengatakan, krisis ekonomi yang terjadi di Eropa membuat pengusaha melakukan apapun untuk menjaga kinerja perusahaannya. Salah satunya dengan menyuap. Bahkan, kata Dahlan, dirinya mengetahui teman pengusaha yang suka menyuap.’’Duit untuk menyogok tidak terlalu besar. Pengusaha harus menyadari bahwa mereka hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Ketimbang melakukan suap,” tutur Dahlan.
Mantan CEO Jawa Pos tersebut mengatakan, munculnya aksi sejumlah buruh untuk menuntut kenaikan upah kemungkinan karena ekonomi Indonesia yang terus berkembang. Oleh karena itu, banyak yang menilai pengusaha mendapatkan uang besar dan harus ada kenaikan gaji. ’’Karenanya, uang untuk suap sebaiknya dipakai menaikkan gaji karyawan,” papar pria asal Jawa Timur tersebut.
JAKARTA – Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta pengusaha untuk menghilangkan budaya suap. Sebaiknya, uang untuk menyogok
BERITA TERKAIT
- IMOBY Kembali Digelar, Banjir Diskon Perlengkapan Ibu dan Anak
- Perhutani Raih 2 Penghargaan di Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Award 2024
- Kabar Baik, Grand Rakata Residence Rilis Rumah Mewah di Bawah Rp 1 Miliar
- KB Bank & Daimler Commercial Vehicles Indonesia Teken Kerja Sama Dealer Financing
- Ribuan Pengunjung Hadir di Pavilion Taiwan Excellence
- Harga Emas Antam Turun Lagi Jumat 17 Mei, Jadi Sebegini Per Gram