Ubah Nama Merek, Produk UMKM Ini Punya 75 Cabang di Seluruh Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Produk kuliner asli nusantara melakukan terobosan berani dengan mengubah nama mereknya.
Perubahan nama dari Waroeng Teh Kotjok menjadi Teh Kotjok untuk memberikan warna baru tidak hanya dari sisi merek, tetapi juga inovasi dari sisi produk.
"Keputusan ini kami ambil sebagai langkah besar dari visi misi kami yang baru, yang lebih lantang kedepannya, untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bisa menikmati gerakan minum teh ini bersama Teh Kotjok.” ujar CEO Teh Kotjok Ricky Wijaya dalam keterangannya dikutip Jumat (1/12).
Dimulai lebih dari satu dekade silam, Teh Kotjok memulai usaha dan bisnis dari gerai kecil hingga akhirnya saat ini memiliki lebih dari 75 cabang di seluruh Indonesia.
Hal itu ditambah pengalaman bisnis yang kuat dari Ricky Wijaya melihat bahwa produk UMKM asli Indonesia ini memiliki daya tarik yang besar bagi para investor.
Dengan berbagai model kemitraan yang dijalani, Ricky melakukan berbagai penguatan sistem baik dari sisi produk, operasional, bahkan marketing yang membuat Teh Kotjok dapat eksis hingga hari ini.
"Ke depannya melalui wajah baru dari Teh Kotjok, inovasi-inovasi baru akan terus dilakukan tidak hanya dari sisi produk, namun, juga kualitas layanan," sambungnya.
Selain itu, sebagai pelopor minuman teh cincau pertama di Indonesia, Teh Kotjok berfokus pada kualitas produk yang baik. Salah satunya dengan menyertakan susu rendah lemak atau lowfat dalam variannya.
Perubahan nama dari Waroeng The Kotjok menjadi Teh Kotjok, membuat produk UMKM ini sudah ada 75 gerai di Indonesia
- Kolaborasi Strategis Plugo dan Revolusi Lokal Demi Dukung UMKM Lokal
- Inovasi Livin Merchant Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM
- BRI Gelar Kembali Gelar Desa BRILiaN 2024, Catat Waktunya
- 3 Hari Digelar, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Raup Transaksi Hingga Rp 668 Juta
- Holding Ultra Mikro Terus Berkembang, Berperan Memacu Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan
- Pupuk Indonesia Sebut KAWFEST 2024 Gairahkan Ekonomi Kreatif Indonesia