Udang Biru Dengan Harga Sekitar Rp 2,5 Juta Ini Banyak Dicari, Anda Sudah Punya?
"Sejak awal pandemi ketika warga tinggal di rumah, minat pada hewan peliharaan meningkat, terutama yang tidak memerlukan perawatan sepanjang hari," ujar Peter.
Permintaan itu bahkan banyak datang dari negara bagian Victoria, kata Peter, padahal udang jenis marron dilarang untuk dipelihara di sana karena dikhawatirkan akan mengganggu habitat jenis udang karang Murray.
Kalangan industri memperkirakan hanya sekitar 1 ton blue marron diproduksi setiap tahunnya, di antara seluruh produksi udang jenis marron yang mencapai 80 ton.
Udang jenis marron merupakan hewan endemik di wilayah antara Harvey dan Albany di Australia Barat, yang kini terancam karena kerusakan vegetasi tepi sungai, peningkatan salinitas, perubahan iklim, dan berkurangnya daerah aliran sungai.
Menurut Departemen Industri Primer setempat, berbagai faktor turut mempengaruhi terjadinya pewarnaan pada udang jenis marron, termasuk faktor genetika dan makanan.
"Karena kurangnya volume produksi, maka harganya pun sangat tinggi," jelas Peter.
"Hewan ini cukup langka, jadi harga yang kami tawarkan umumnya dua hingga tiga kali lipat dari harga marron biasa yang berwarna hitam," katanya.
Blue marron, sejenis udang air tawar berwarna biru yang khas Australia, kini semakin banyak dicari untuk dijadikan 'ikan hias' di akuarium
- Tanggapan Warga Diaspora Indonesia dan Pelaku Jastip Tentang Aturan Barang Bawaan Impor
- Dunia Hari Ini: TPN Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Ganjar di MK Akan Kalah
- Dunia Hari Ini: Jutaan Warga India Merayakan Festival Holi
- Beredar Surat Peringatan untuk Warga di Wilayah Pembangunan IKN, Bikin Kaget
- Dunia Hari Ini: Petani di Inggris Berdemo dengan Konvoi Traktor ke Pusat London
- Dunia Hari Ini: Israel Menyerang Lagi Dua Rumah Sakit di Gaza