Ukraina Khawatir Invasi Rusia Dicontoh Negara Haus Perang seperti China
Australia telah memasok peralatan pertahanan dan bantuan kemanusiaan ke Ukraina, juga melarang ekspor bijih alumina dan aluminium, termasuk bauksit, ke Rusia.
Negara di Asia-Pasifik itu juga telah menjatuhkan sanksi kepada 443 individu, termasuk pengusaha yang menjadi kroni Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sanksi juga diberikan pada 33 entitas, termasuk bank-bank Rusia dan semua yang bertanggung jawab atas utang luar negeri Moskow.
Australia pada Kamis mengatakan tengah memberlakukan 35 persen tarif tambahan pada impor dari Rusia dan Belarus, negara yang disebutnya mendukung invasi.
Bantuan militer kepada Ukraina juga ditingkatkan sebanyak 25 juta dolar menjadi 116 juta dolar Australia (sekitar Rp 1,25 triliun).
Zelensky mengungkit konflik terburuk antara Australia dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir, yaitu jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014 di wilayah pemberontak di Ukraina timur.
Para penyelidik mengatakan pesawat berpenumpang 298 orang itu, termasuk 38 warga negara Australia, jatuh setelah terkena rudal darat-ke-udara buatan Rusia.
"Apakah Rusia membayar kompensasi kepada para korban tewas dan keluarga mereka? Tidak, mereka masih menyangkal kesalahan atas tragedi ini," kata dia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melihat potensi invasi Rusia menginspirasi negara lain untuk lakukan hal yang sama
- Polda NTT Periksa 6 WNA Asal Tiongkok
- Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
- Mendag Zulhas Sebut Oil Tanker yang Dibeli dari China Ini Tak Layak, Bakal Dikembalikan
- Sarung Tangan Buatan Perusahaan Asal Yogyakarta Ini Sukses Merambah Pasar Australia
- Menpora Dito: Pencapaian Tim Uber Indonesia Sudah Melampaui Target
- Thomas Cup 2024 Jadi Momen Balas Dendam China kepada Indonesia