UN untuk Pemetaan Kualitas Pendidikan? Apa Langkah Atasi Kesenjangan?
jpnn.com, JAKARTA - Rencana Mendikbud Nadiem Makarim mengganti Ujian Nasional alias UN dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, mendapat dukungan dari sejumlah kalangan.
Dukungan juga disampaikan pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Slamet Rosyadi.
"Saya sangat mendukung langkah Mendikbud karena UN menurut saya belum menjadi alat ukur kompetensi yang terukur," kata Slamet di Purwokerto.
Slamet menjelaskan, UN pada awalnya ditujukan untuk pemetaan kemampuan siswa.
"Namun menurut saya pada kenyataannya belum ada intervensi kebijakan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antardaerah," katanya.
Dia nenambahkan, diperlukan metode yang lebih efektif dalam mengukur kompetensi siswa.
"Jadi saya sepakat dengan Mendikbud yang berencana mengubah UN dengan metode lain yang betul-betul mengukur kompetensi siswa," katanya.
Slamet berharap, program Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter akan mendapatkan respons positif dari para peserta didik.
Slamet Roysadi mendukung kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim mengganti Ujian Nasional atau UN dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- Heboh Aturan Seragam Sekolah Baru, Disdik Jakarta Bilang Begini
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK: Senayan Mendesak Ada Formasi Khusus
- Sikap Menteri Nadiem Dalam Penuntasan Honorer Sangat Jelas, Tahun Ini Karpet Merah Pemda
- Menteri Anas: Honorer dan Dosen jadi Perhatian dalam Pengadaan CASN 2024
- Kabar Terbaru Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK, 2 Menteri Bicara, Honorer Pasti Lega