Untuk Khofifah dan Bu Risma: Seorang PDP Corona Meninggal setelah Ditolak 2 RS
Sedang pemakaman dilakukan petugas dari Rumah Sakit Dr Soetomo. Prosesi pemakaman berakhir sekitar pkul.00.15, di tengah gelapnya pekaman, dan rintik hujan.
Istri dan anak-anak almarhum sedih bukan saja karena kehilangan orang yang mereka cintai, tetapi juga karena proses pemakaman yang menyayat hati. Saat sakit dijauhi tetangga, apalagi saat meninggal.
"Apa salah suami saya, sampai memperoleh perlakuan seperti ini. Ditolak di rumah sakit sampai akhirnya meninggal. Waktu akan dimakamkan pun dipersulit. " kata Sunarti baru-baru ini.
Sambil terisak Sunarti menceritakan kronologi sakit suaminya, yang prosesnya dianggap demikian cepatnya.
Bermula sembilan hari lalu, ceritanya, suaminya menderita demam. Dia menganggap demam biasa.
Karena itu dia hanya memberi obat penurun demam yang dibelinya di warung dekat rumah.
Beberapa hari masih demam, saudara almarhum menganjurkan agar dibawa ke rumah sakit.
Tapi Slamet Budi Santoso menolak, dan memilih tetap di rumah saja. Alasannya, dia takut kalau dinyatakan sebagai penderita corona.
Seorang PDP corona meninggal dunia setelah dua rumah sakit milik pemerintah menolaknya karena tak ada tempat lagi.
- 4 Menteri Kompak di Sidang PHPU, Bansos Tak Terkait Pilpres 2024
- Sudah Disetuji KemenPAN-RB, Pemkot Surabaya Merekrut 2.109 PPPK dan 680 CPNS
- Info Terbaru Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK Pemkot Surabaya, Siap-siap Saja
- Mengharukan, Mensos Risma Berikan Motivasi Ibu dari Anak-anak Pengidap Gangguan Hati
- Hasto Sebut Mensos Risma Merasa Ada Ketidaknyamanan Saat Rapat Kabinet, Kenapa?
- Tanggapi Kekhawatiran soal Politisasi Bansos, Dradjad Wibowo PAN: Kewenangan Pemerintah