Upacara Ngusaba Bukakak, Tradisi Penarik Wisman

Upacara Ngusaba Bukakak, Tradisi Penarik Wisman
Upacara Ngusaba Bukakak. Foto: Indo Pos

Menurut dia, dalam rangkaian upacara ngusaba, anggota subak dan anggota desa secara gotong royong membuat Bukakak atau Kerangka Garuda berukuran raksasa setinggi empat meter untuk diarak.

Bukakak berasal dari kata Lembu dan Gagak, Lembu melambangkan Ciwa dan Gagak melambangkan Wisnu.

Bukaka sendiri diwujudkan sebagai seekor burung Garuda/Paksi yang di buat dari daun enau muda yang dalam bahasa lokal disebut ambu.

Sedangkan sarana untuk pelinggih/singgasana yang akan naik di atas garuda adalah seekor babi hitam pulus yang diproses menjadi dua warna yaitu Hitam sebagai warna bulu asli yang melambangkan Dewa Wisnu, separuh lagi warna putih melambangkan Dewa Ciwa.

Babi itu sendiri adalah simbul Dewa Sambu.

“Bukakak ini milik Jagat Bali Dwipa, baik Bali Utara dan Bali Selatan. Karena kebetulan bertempat di Bali Utara, ini kami khusus lakukan untuk Buleleng," jelasnya.

Agung menjelaskan untuk mengetahui ke mana Pura yang akan di tuju, beberapa hari sebelumnya telah dilaksanakan nuntun Ida Betara yaitu mohon petunjuk dengan jalan dialog secara supra naural oleh Jro Mangku.

Ratusan krama berpakaian adat putih dan bersaput merah kemudian mengarak sarad matah bukakak mengelilingi desa dengan diiringi tetabuhan gong baleganjur.

Menteri Pariwisata Arief Yahya terus berupaya mempromosikan Bali sebagai destinasi nomor wahid dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News