Upacara Ngusaba Bukakak, Tradisi Penarik Wisman

Upacara Ngusaba Bukakak, Tradisi Penarik Wisman
Upacara Ngusaba Bukakak. Foto: Indo Pos

Akan tetapi, Kerama desa yang akan mengusung Bukakak hanya diperbolehkan bagi yang sudah dewasa, sedangkan yang masih tergolong remaja hanya boleh mengusung sarad atau jempana.

"Pengusung Bukakak berpakaian putih merah sedangkan pengusung Jempana berwarna putih kuning. Warna merah putih sangat sarat akan makna. Merah simbul darah dan putih simbul getah. Merah dan putih merupakan simbul kesatuan kehidupan semesta seutuhnya. Sedangkan putih kuning juga bermakna sangat dalam yaitu merupakan tunas-tunas kehidupan yang kelak tumbuh menjadi sempurna," bebernya.

Dia menjelaskan untuk biasanya aktivitas terkonsentrasi di desa Jaba Pura Pasek.

Terletak di sentral Desa, persis di pinggir jalan Raya Giri Emas-Singaraja.

Biasanya,sebelum arak-arakan dimulai diawali dengan menyucikan Ida Betara dan seluruh warga desa ke Pura Pancoran Emas.

Di pura ini dibagikan berkah berupa bija /beras kuning yang telah diberkahi sebagai bekal kekuatan secara gaib untuk siap menempuh perjalanan jauh dan melelahkan.

“Secara skala ini juga sebagai pertemuan krama-krama di desa, kebanyakan masyarakat Bali diperantauan akan pulang ke sini hanya ingin menikmati keberhasilan pertanian di sini. Tapi di sisi lain ada rasa cemas karena setiap tahunnya terjadi alih fungsi lahan pertanian di Buleleng,” tambahnya.

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, mengatakan Indonesia memang sangat luas dan kaya dengan potensi wisata budaya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya terus berupaya mempromosikan Bali sebagai destinasi nomor wahid dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News