USGS Ralat Kekuatan Gempa Menjadi 7

Waspada Tsunami NOAA Dibatalkan

USGS Ralat Kekuatan Gempa Menjadi 7
Ilustrasi gempa. Foto: ANTARA/HO BMKG

jpnn.com, JAKARTA - Situs milik badan survei geologi AS atau USGS (US Geological Survey) termasuk yang mudah diakses untuk mendapatkan informasi mengenai setiap kejadian gempa. Di situs yang beralamat lengkap di www.usgs.gov itu, setiap ada kejadian gempa di dunia, tinggal membukanya dan mencari atau mengklik "latest earthquakes/world".

Hal sama juga berlaku pada gempa yang baru saja terjadi Rabu (2/9) siang ini di Jawa, menjelang pukul 15.00 WIB, yang seperti diberitakan sejumlah media berkekuatan 7,3 SR (Skala Richter). Memang USGS tidak langsung ketika terjadi gempa bisa diakses, namun perlu menunggu sekitar 2-3 menit setelah gempa usai. Dalam data awalnya atas gempa yang tidak saja mengguncang Tasikmalaya, Bandung, Jakarta dan sekitarnya, tapi juga konon hampir seluruh Jawa itu, USGS langsung memuat data kekuatan gempa (magnitude) pada angka 7,4.

Dalam data USGS tersebut juga dicantumkan, bahwa lokasi terdekat dengan gempa yang pusatnya ada di kedalaman sekitar 30-an km (data awalnya, Red) di bawah laut itu, adalah Bandung - yang menurut kabar saat ini banyak menderita kerusakan fisik - dengan jarak horizontal sekitar 95 km dari titik pusat gempa. Barulah kemudian beberapa daerah lain yang tercatat juga berjarak relatif dekat, mulai dari Sukabumi (110 km), kemudian Tasikmalaya (115 km), serta Jakarta (berjarak 190 km).

Menariknya, data awal itu sebenarnya tidak bisa jadi patokan begitu saja. Karena data yang dicatatkan oleh perangkat teknologi itu bagaimanapun senantiasa harus di-review oleh para seismolog. Buktinya kemudian, cukup lama setelah kejadian gempa, atau sekitar pukul 16.15 WIB, USGS meralat sedikit datanya yang telah di-review. Dalam data baru itu, kekuatan gempa disebutkan ada pada magnitude 7, sementara kedalaman pusat gempa dikoreksi menjadi 49,5 km. Artinya, gempa disimpulkan tidak "seberbahaya" apa yang ditampilkan data awalnya.

Hal yang sama juga diberikan lewat data NOAA (National Oceanic and Athmospheric Administration), khususnya untuk wilayah Pasifik, yang kerap menjadi pedoman untuk peringatan gelombang tsunami. Di situs yang link-nya juga bisa ditemukan di website USGS tersebut, awalnya tidak ada peringatan apa-apa. Tapi beberapa menit setelah gempa, atau sekitar pukul 08.06 waktu setempat (UTC), NOAA Pacific mengeluarkan peringatan "waspada tsunami" (tsunami watch).

"Waspada tsunami lokal berlaku khususnya untuk wilayah Indonesia ... Ancaman tsunami hebat yang merusak tidak ada, berdasarkan data sejarah gempa dan tsunami (di kawasan itu), namun ada kemungkinan (terjadi) tsunami lokal yang bisa menerpa pesisir berjarak tak lebih dari 100 km dari pusat gempa," demikian kira-kira bunyi peringatan awal tersebut.

Hanya saja, selang 53 menit setelah pemberitahuan itu, NOAA pun akhirnya mengeluarkan pengumuman baru, yang intinya adalah pembatalan "peringatan tsunami" (untuk gempa tersebut). "Pembacaan level (permukaan) laut menunjukkan bahwa sebuah gelombang tsunami (yang mengancam) tidak terbentuk. Karena itu, peringatan waspada tsunami yang telah dikeluarkan lembaga ini kini dibatalkan," papar keterangan di situs lembaga tersebut.

"Buletin ini (hanya) dikeluarkan sebagai masukan bagi lembaga pemerintah. Pemerintah lokal dan nasional (setempat)-lah yang memiliki wewenang membuat keputusan terkait status waspada di daerah mereka, sekaligus tindakan yang perlu dilakukan," papar keterangan itu pula. (ito/JPNN)

Situs milik badan survei geologi AS atau USGS (US Geological Survey) termasuk yang mudah diakses untuk mendapatkan informasi mengenai setiap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News