Usia 40 Tahun, Donor 39 Liter Darah

Usia 40 Tahun, Donor 39 Liter Darah
Usia 40 Tahun, Donor 39 Liter Darah
 

Dia pertama kali tertarik mendonorkan darah ketika melihat ayahnya mengalami kecelakaan lalu lintas di Balikpapan sekitar tahun 1981. Ketika itu Asmuni membutuhkan tambahan darah, namun Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan ketika itu tak memiliki cadangan darah yang diperlukan. Leo yang sedarah dengan Asmuni pun ingin mendonorkan darahnya.

Tapi karena usianya ketika itu baru 10 tahun, petugas PMI banyak yang terkejut. “Waduh nak…nak… masih kecil mau donor darah, memangnya punya darah sebanyak apa,” kata Leo, menirukan ucapan seorang petugas di PMI Balikpapan. Anak pertama dari dua bersaudara ini pun disarankan saat memasuki usia remaja baru boleh mendonorkan darah.

Karena kecelakaan dan kesulitan mencari tambahan darah, akhirnya Asmuni dipindahkan ke Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Leo pun melanjutkan sekolah di SMA 1 Kecamatan Durenan, Trenggalek. Bapak dua anak ini pertama kali mendonorkan darahnya di PMI Kabupaten Tulungagung, Jatim.

“Waktu itu tanggal 8 Maret 1988, saya mendonorkan darah,” ucap suami Endang Sumarni ini. Dia mendonorkan darah pada usia 16 tahun. Dia tak ingin kejadian seperti ayahnya yang kesulitan mencari darah terjadi pada orang lain. Selesai SMA, pada 1991 dia melanjutkan kuliah di Universitas Hang Tuah, Surabaya.

 

TAK semua orang mau mendonorkan darahnya hingga 100 kali. Sebab membutuhkan waktu belasan hingga puluhan tahun untuk bisa meraihnya.  Pagi itu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News