Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 5.463 Triliun
Di antaranya, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, konstruksi, jasa pendidikan, administrasi pemerintah, dan jasa keuangan plus asuransi.
Onny menegaskan, utang luar negeri berjangka panjang tetap mendominasi. Pangsa pasarnya mencapai 86,2 persen dari jumlah total.
’’Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan,” kata Onny.
Pengamat Indef Bhima Yudhistira mengatakan, front loading utang untuk membiayai belanja rutin, khususnya persiapan gaji ke-13 dan 14, menjadi pemicu meningkatnya utang luar negeri.
Selain itu, pemerintah manfaatkan inflow capital dari investor asing yang begitu deras masuk ke negara berkembang.
Hal senada disampaikan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah.
Dia mengatakan, penyebab meningkatnya ULN adalah penerbitan surat-surat utang global sejak Desember lalu.
Utang itu digunakan untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 secara front loading.
Jumlah utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari 2019 mencapai USD 383,3 miliar atau sekitar sekitar Rp 5.463 triliun.
- Dukung UMKM Naik Kelas, Kanwil Bea Cukai Banten Jalankan Sejumlah Kegiatan
- Tak Perlu ke Lokasi, Masyarakat Bisa Menukar Uang THR Lewat Aplikasi PINTAR
- BI Sumsel Sediakan 145 Titik Penukaran Uang Lebaran, Cek di Sini Lokasinya
- BI Sumsel Bantu Jaga Stabilitas Daerah, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi
- Hadapi Ramadan dan Idulfitri, BI Lampung Siapkan Uang Kartal Rp 4,3 Triliun
- Gelar MIF 2024, Bank Mandiri Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi