UU Pangan Dianggap Tak Relevan Lagi
Senin, 25 Juli 2011 – 17:47 WIB

UU Pangan Dianggap Tak Relevan Lagi
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron menyatakan, sudah saatnya Undang-undang (UU) Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan direvisi. Pasalnya, banyak isi di UU tersebut yang sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini.
"Saya kira Undang-undang ini sudah tidak relevan dengan situasi saat ini. Waktu dibuat pada tahun 1996, saat itu masih era sentralistik. Bobot Undang-undang ini banyak kita kritis dan ubah," kata Herman kepada wartawan di DPR RI, Senin (25/7).
Menurut Politisi Partai Demokrat (PD) itu, Komisi IV DPR sudah enam bulan ini menyiaokan draft Naskah Akademik revisi UU Pangan. Komisi yang membidangi pertanian, kehutanan dan perikanan itu juga menyambangi sejumlah perguruan tinggi guna memperoleh masukan bagi revisi UU Pangan.
"Undang-undang pangan ini belum visioner. Dulu berkisar keamanan pangan saja. Dan tentunya kalau Indonesia mensyaratkan pangan impor dengan label halal, di dalam negeri ini belum ada yang mengatur label halal," katanya.
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron menyatakan, sudah saatnya Undang-undang (UU) Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan direvisi. Pasalnya,
BERITA TERKAIT
- PLN IP Gandeng Mitra International Untuk Pembiayaan Proyek PLTS Terapung Saguling
- HIS Meraih The Best Corporate Emission Reduction Transparency Award 2025
- Pertumbuhan Industri Daur Ulang Baterai Menjanjikan, Ekosistem EV Makin Lengkap
- Bank Raya Dukung Komunitas Pelaku Usaha Go Digital dengan Raya App
- Sistem Proteksi Listrik Nasional Dinilai Lebih Baik dari Eropa
- Layanan Transfer Antar-Bank via RTOL melalui JakOne Mobile Bank DKI Telah Normal