Viral Kesulitan Penukaran Uang, 'Inang-Inang' Merajalela

Viral Kesulitan Penukaran Uang, 'Inang-Inang' Merajalela
Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan kuota ini, rupanya dimanfaatkan oleh para jasa penukaran uang atau yang disebut inang-inang. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Momen Idulfitri menjadi saat berkumpul dengan sanak saudara. Tradisi berbagi uang kepada kerabat, famili, dan tetangga menjadi ritual yang belakangan wajib dilakukan.

Namun, tahun ini perjuangan masyarakat untuk mendapatkan 'uang baru' menjelang Lebaran sulit direalisasikan.

Bank yang bertugas menjadi tempat penukaran uang memberikan pembatasan atau kuota per harinya.

Misalnya, BNI membatasi 30 kuota per harinya, kemudian Mandiri membatasi 100 kuota, dan BCA membatasi 30 orang per hari.

Hal itu membuat masyarakat harus berkompetisi untuk mendapatkan penukaran yang dinginkan.

Di Gerai BCA di Margonda, Depok, Jawa Barat, masyarakat sudah mengantre sekira pukul 02.00 WIB, sementara di BNI cabang Universitas Indonesia (UI) masyarakat sudah datang sekira pukul 03.30 WIB untuk mendapatkan kuota.

Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan kuota ini, rupanya dimanfaatkan oleh para jasa penukaran uang atau yang disebut "inang-inang".

Penelusuran JPNN, inang-inang mematok biaya administrasi cukup fantastis, yakni 15 persen per transaksi.

Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan kuota ini, rupanya dimanfaatkan oleh para jasa penukaran uang atau yang disebut inang-inang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News