Viral Ulat di Menu Makan Bergizi Gratis, Disdik Semarang Belum Terima Laporan Resmi

Bambang menyebut sejauh ini respons dari para kepala sekolah, pengawas maupun korsatpen terkait MBG cenderung positif. Bahkan, dia menilai ada perubahan perilaku sehat pada peserta didik sejak program MBG dijalankan.
"Anak-anak pun juga demikian, bahkan banyak perubahan perilaku. Dahulu tidak suka sayur, kini ada MBG, jadi suka sayur," ujarnya.
"Kami dorong juga kepala sekolah, pengawas, korsatpen, ya untuk mengedukasi tidak hanya anak-anak, juga orang tua. Ini MBG, mesti ada sayur, jadi anak-anak biasakan makan sayur," kata Bambang, lagi.
Sebelumnya, program MBG di SMPN 1 Semarang menjadi sorotan setelah beredar video di media sosial yang memperlihatkan ulat dalam buah salak, bagian dari menu makan siang siswa.
Dalam video yang diunggah di TikTok, tampak tiga ekor ulat berada di wadah makan siswa. Ulat tersebut berasal dari buah salak yang menjadi bagian dari menu MBG.
Perekam video terdengar mengeluhkan, "Salak e mambu (salaknya bau, red), tolong, Pak," sambil memperlihatkan kondisi buah yang busuk.
Kepala SMP Negeri 1 Semarang Siminto membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan insiden itu terjadi pada Rabu, 16 April 2025. Setelah ditelusuri, ulat memang berasal dari buah salak yang hampir membusuk.(wsn/jpnn)
Program MBG di Semarang melibatkan 11 penyedia jasa layanan pangan sekolah yang tersebar di 88 sekolah, mulai dari TK hingga SMA.
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
- Program MBG Dinilai Efektif, Tetapi Rawan Jadi Proyek Titipan
- Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Gratis di SMK Mandiri 02 & SMA Mandiri Balaraja Patut Dicontoh
- Mahasiswi Undip Asal Magelang Tewas Bersimbah Darah di Kos, Polisi Ungkap Penyebab Kematian
- Polisi Buru Pengemudi Mazda CX-5 Penerobos Palang Tol Gayamsari Semarang
- Viral Pengemudi Mazda CX-5 Terobos Palang Tol Gayamsari Semarang, Kabur Tanpa Bayar
- Pengamat: Manfaat Program MBG Besar, Harus Lanjut, Jangan Disetop