Program MBG Dinilai Efektif, Tetapi Rawan Jadi Proyek Titipan

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW) Iskandar Sitorus menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah pada Januari 2025.
Hingga saat ini, program itu telah menjangkau lebih dari 8 juta anak PAUD dan SD di seluruh Indonesia. Program ini dinilai sebagai langkah konkret negara dalam memperbaiki gizi anak dan mendorong kehadiran sekolah.
"Untuk pertama kalinya, negara terlihat hadir dari piring makan anak-anak," kata Iskandar Sitorus, dalam keterangannya, Jumat (2/5).
Dia menilai MBG telah memberi dampak positif bagi dunia pendidikan dan ekonomi mikro. Selain intervensi gizi langsung, program ini juga menstimulus petani dan UMKM lokal.
“Pesanan telur, sayur, dan beras rutin datang dari sekolah. Ini peluang ekonomi yang sehat—asal tidak dipotong calo,” tambah Iskandar.
Namun, potensi besar MBG dinilai terancam oleh lemahnya pengawasan. Iskandar mengutip laporan media (April 2025) yang mengungkap dugaan pengadaan tak transparan, penunjukan vendor secara langsung tanpa alasan darurat, dan mark-up harga hingga 30 persen dari harga pasar.
"Kalau ini benar, bukan hanya soal salah prosedur, tetapi pelanggaran serius terhadap Perpres Pengadaan, UU Pangan, dan UU Keuangan Negara,” tegas Iskandar.
Dia mengingatkan, dengan anggaran Rp 10 triliun per tahun, penyimpangan MBG bisa menjadi lubang hitam fiskal.
Iskandar Sitorus menilai bahwa program MBG berdampak positif, tetapi rawan disusupi praktik pengadaan tak transparan.
- Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Gratis di SMK Mandiri 02 & SMA Mandiri Balaraja Patut Dicontoh
- IAW Dorong BPK Audit Investigatif Penggabungan Mahram Haji di Jabar, Ini Masalahnya
- Pengamat: Manfaat Program MBG Besar, Harus Lanjut, Jangan Disetop
- Gubernur Lampung Dukung Gerakan Dapur Indonesia Jalankan Program MBG Rutin
- Kornas Kawan Indonesia Minta Aparat Usut Sengkuni di Program MBG
- Penasihat Khusus Presiden Dukung Yayasan Salman Peduli Berkarya di Program MBG