Voice of Baceprot Jadi Band Indonesia Pertama yang Tampil di Festival Glastonbury

Padahal menurut mereka, itu hanyalah persepsi yang salah dari mereka yang tidak paham.
Misalnya, musik rock yang dianggap dekat dengan dunia narkoba atau pergaulan yang buruk, yang menurut mereka tergantung dari "pinter-pinternya memilih lingkaran pertemanan dan lingkungan".
"Kita justru mengenal toleransi, terus kita juga bisa belajar isu-isu kaya kesetaraan, humanity, setelah kita bermusik," ujar Marsya.
Beralih menjadi band indie
Voice of Baceprot mengaku baru saja berpindah menjadi band 'indie', sehingga seolah-olah memulai segalanya dari awal.
"Jadi kalau temen-temen kebingungan dapet info kita sekarang di mana, bisa kunjungin website kita, terus juga sosial media juga di Instagram dan Facebook, di Spotify juga udah ada," jelas Marsya.
Voice of Baceprot tidak menjelaskan alasan mengapa mereka meninggalkan jalur musik mainstream, tapi mereka mengaku pernah berada di titik "sangat membenci industri, karena industri memang sejahat itu".
Salah satunya adalah pengalaman mendapat perlakuan diskriminatif, yang menjadi "hal yang normal" bagi perempuan, terlebih berhijab, di industri musik metal rock.
Misalnya, mereka pernah diminta untuk membuka hijab jika ingin bergabung industri musik metal hingga dianggap kurang maskulin.
Pekan depan, Voice of Baceprot akan berangkat ke Inggris untuk tampil di festival musik Glastonbury
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya