Wacana PJJ Permanen, Pengamat: Mendikbud Nadiem Harus Tiru Cara Kerja Dokter

Wacana PJJ Permanen, Pengamat: Mendikbud Nadiem Harus Tiru Cara Kerja Dokter
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Wacana pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan dipermanenkan memantik kritik pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji.

Menurut Indra, kebijakan tersebut terlalu dini dan bisa dikatakan tindakan malapraktik kalau istilah kedokteran.

"Membangun SDM tidak sama dengan membangun aplikasi. Kalau aplikasi tinggal dibuat perintah, jadi tuh aplikasi," kata Indra kepada JPNN.com, Senin (6/7).

Membangun manusia, lanjutnya, butuh proses. Dalam proses transformasi ada teori yang sering dipakai disebut difusi inovasi.

"Sejak Maret saat diberlakukan PJJ, sudahkah ada evaluasi PJJ daring? Kan enggak tahu PJJ itu berhasil atau tidak diterapkan," ujarnya.

Harusnya kata Indra, Kemendikbud melakukan evaluasi PJJ dalam konteks membangun manusia.

Contohnya seorang dokter, apakah bisa mengobati penyakit tanpa diperiksa dulu pasiennya? Bahkan harus cek laboratorium, observasi, diskusi dengan tim dokter, baru menyusun program penyembuhan.

"Ini enggak tahu sakitnya apa, langsung semua pasien dioperasi. Konsep yang dilakukan Kemendikbud ini yang disebut one size fits all alias satu ukuran untuk semua. Ini bertentangan dengan pembelajaran daring. Sebab, seharusnya memberikan personalized/ individualized learning. Artinya setiap orang mendapatkan pelayanan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisinya," bebernya.

Sejak Maret saat diberlakukan PJJ, sudahkah ada evaluasi PJJ daring? Kan enggak tahu berhasil atau tidak?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News