Waduh, Hal ini Ternyata Bisa Berakibat Depresi Hingga Bunuh diri

Waduh, Hal ini Ternyata Bisa Berakibat Depresi Hingga Bunuh diri
Ilustrasi - Seorang lansia menjalani suntik vaksin COVID-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dia mengatakan kekurangan tidur dapat menyebabkan peningkatan sitokin inflamasi, di mana hal yang sama juga didapatkan pada individu dengan gangguan depresi.

Selain itu, gangguan regulasi neutransmiter monoamin yang terdiri dari serotonin, norepinefrin dan dopamin berkontribusi terhadap abnormalitas tidur REM (Rapid Eye Movement) dan juga berperan dalam terjadinya depresi.

"Gangguan tidur dan faktor lingkungan menyebabkan ekspresi abnormal gen yang mengatur irama sirkandian menyebabkan timbulnya gangguan mood atau episode depresi," kata dokter yang berpraktik di RS. PGI Cikini ini.

Lebih lanjut dr. Anastasia menjelaskan bahwa gejala depresi pada lansia dan orang muda berbeda.

Terkadang gejala yang muncul bertumpang tindih dengan gejala fisik atau gangguan daya pikir.

"Kalau orang muda, mereka lebih gampang bilang sedih atau tidak semangat, kalau pada lansia lebih susah mengekspresikan apa yang dirasakan apalagi kalau ada demensianya."

"Ada lansia mengeluh bukan ke mood yang sedih tapi merasakan rasanya capek terus-terusan atau fisik sehingga depresi pada lansia meski bermakna namun sulit terdeteksi," ucapnya.

Lansia yang mengalami gejala depresi dapat menurunkan minat dan aktivitas fisiknya, sehingga cenderung lebih memilih berbaring saja yang dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan hipertensi yang memang sudah dialami.

Dokter spesialis kesehatan jiwa dari UI mengingatkan hal ini bisa berakibat depresi hingga bunuh diri.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News