Wahyu Hansudi, Perantau Asal Blitar Pemandu Wisata di Inggris Raya

Tolak Permintaan Tour ke Lokasi Esek-Esek, Beri Pemahaman Tentang Makna Liburan

Wahyu Hansudi, Perantau Asal Blitar Pemandu Wisata di Inggris Raya
PERANTAU SEJATI: Wahyu Hansudi (paling kiri) saat mengantar turis dari Jakarta yang mengunjungi Stadion Old Trafford di Manchester. FOTO: ist for JPNN.com

jpnn.com - Hidup di rantau, apalagi di negara lain dan jauh dari sanak saudara menuntut seseorang untuk bisa bertahan hidup. Itu pula yang dialami Wahyu Hansudi, perantau asal Blitar, Jawa Timur yang sudah setahun ini sering menjadi pemandu wisata alias tour guide di Inggris.

AYATOLLAH ANTONI, Manchester

————

INDONESIA, ya?” sapa seseorang dengan logat Jawa Timuran yang kental pada JPNN di depan pintu Megastore Old Trafford, kandang Manchester United seusai laga Boxing Day, Jumat (26/12) lalu. Matanya berbinar dan wajahnya terlihat sumringah. Terlebih ketika sapaannya dibalas dengan ucapan dalam Bahasa Jawa.

Saat itu Wahyu sedang menemani sebuah keluarga dari Jakarta yang tengah berlibur di Inggris. Mereka berteduh di bawah kanopi pintu masuk Megastore Old Trafford.

Meski jarum jam baru menunjukkan pukul 17.00 waktu setempat, namun hari sudah gelap. Siraman hujan dan suhu yang menusuk tulang memaksa bubaran penonton laga MU kontra Newcastle United berhimpitan di bawah kanopi yang tak seberapa luas. “Sebentar ya, aku ngantar tamu dulu,” katanya sembari menyambangi seorang bapak dengan putranya.

Itulah pekerjaan Wahyu sebagai pemandu wisata di Inggris yang telah ditekuninya selama setahun ini. Bapak dua anak itu akan memandu siapa pun yang membutuhkan jasanya untuk menjadi penunjuk jalan atau mengantar ke lokasi-lokasi tersohor di Inggris Raya.

Wahyu mencoba peruntungannya ketika pada 2002 memutuskan merantau ke Inggris. Ia memang punya bekal dengan kemampuannya berbahasa Inggris yang baik. “Saya kuliahnya di jurusan sastra Inggris,” katanya sambil menyebut sebuah perguruan tinggi swasta di Malang tempatnya kuliah. 

Hidup di rantau, apalagi di negara lain dan jauh dari sanak saudara menuntut seseorang untuk bisa bertahan hidup. Itu pula yang dialami Wahyu Hansudi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News