Wahyu Hansudi, Perantau Asal Blitar Pemandu Wisata di Inggris Raya

Tolak Permintaan Tour ke Lokasi Esek-Esek, Beri Pemahaman Tentang Makna Liburan

Wahyu Hansudi, Perantau Asal Blitar Pemandu Wisata di Inggris Raya
PERANTAU SEJATI: Wahyu Hansudi (paling kiri) saat mengantar turis dari Jakarta yang mengunjungi Stadion Old Trafford di Manchester. FOTO: ist for JPNN.com

Sejak masih kuliah, Wahyu sebenarnya sudah mulai kerja. “Ikut kontraktor. Sempat juga ngantornya di Surabaya,” ucapnya.

Namun, ada kawan Wahyu yang mengenalkannya ke seseorang dan mengajak pria asal Desa Ampelgading, Kecamatan Kesamben, Blitar itu merantau ke Inggris. Tanpa pikir panjang, Wahyu menyanggupinya. “Sampai di sini pertama kali kerja di restoran,” katanya mengenang awal mula merantau di negeri Ratu Elizabeth itu.

Sikap yang supel dan mudah bergaul membuat Wahyu punya banyak teman di Inggris dari sesama perantau asal Indonesia. Ia pun sering dimintai tolong kawan-kawannya sesama perantau. “Terutama kalau ada saudara teman yang mau liburan atau cari sekolah, biasanya saya dimintai tolong untuk mengantar,” tuturnya.

Awalnya, Wahyu dimintai tolong saat akhir pekan saja untuk memandu saudara teman-temannya untuk berwisata atau mencari sekolah di Inggris . Sebab, pada hari-hari biasa ia sudah punya kesibukan lain. Kebetulan sejak tidak bekerja di restoran, Wahyu mencari penghasilan di sebuah perusahan logistik di Inggris. 

Karena tujuannya menolong saudara teman sesama perantau, Wahyu pun tak memungut biaya. “Karena awalnya dimintai tolong ya gratisan,” ucapnya sembari terkekeh.

Namun, perlahan kemurahan hati itu mengantar Wahyu ke peluang lain. Yakni merintis usaha sebagai pemandu di Inggris Raya. Meski awalnya hanya untuk kerja sambilan, namun ia justru merasa heran ketika mulai banyak orang-orang di Indonesia yang hendak pergi ke Inggris tiba-tiba menghubunginya. 

Nama Wahyu mulai tersebar dari mulut ke mulut. Ia pun melihat ada peluang bisnis.  “Ternyata ini kalau diseriusi menjanjikan.  Tentu butuh proses, tapi saya coba kembangkan terus,” katanya.

Karenanya, berbagai permintaan klien pun coba disanggupinya. Ada yang sekadar minta diantar berwisata, mencari sekolah, hingga mengatur pertemuan bisnis. “Kadang jadi guide, kadang jadi kayak EO (event organizer, red) juga,” ujar wahyu menggambarkan pekerjaannya.

Hidup di rantau, apalagi di negara lain dan jauh dari sanak saudara menuntut seseorang untuk bisa bertahan hidup. Itu pula yang dialami Wahyu Hansudi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News