Wakil Ketua MPR: Pemahaman Pancasila Jauh Berbeda dengan Zaman Dulu

Pernyataan itu disampaikan Mahyudin karena sebelumnya ada yang salah dalam penyebutan istilah sosialisasi.
Mahyudin berharap, setelah dia mengoreksi, ke depan tidak ada lagi yang melakukan kesalahan dalam penyebutan istilah Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
"Dulu saya mendapat penataran P4, tetapi apa yang dilakukan MPR sekarang bukan untuk menyampaikan penataran seperti dahulu, tapi mengingatkan kembali kalau kita memiliki nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang yang harus terus dijaga, dirawat dan dilestarikan,” ujarnya.
Sosialisasi Empat Pilar, kata Mahyudin, dibutuhkan karena masuknya nilai-nilai asing ke Indonesia berjalan terus-menerus melalui berbagai media.
Karena itu, MPR merasa perlu untuk menyosialisasikan Empat Pilar MPR RI agar keutuhan NKRI bisa terjaga.
Apalagi, saat ini banyak muncul kelompok masyarakat yang hendak memerdekakan diri dari NKRI.
Yang terpenting dari upaya sosialisasi yang dilakukan MPR adalah bagaimana rakyat Indonesia bisa kembali memahami kembali Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsanya.
Ini sangat penting di saat bangsa ini pascareformasi bergulir tidak lagi memahami, mempelajari apalagi mengimplementasikan Pancasila dan nilai luhur bangsa. Ditambah lagi berbagai konflik SARA pra dan pasca Pilkada DKI yang sudah dalam taraf yang mengkhawatirkan dan menganggu persatuan bangsa.
Wakil Ketua MPR Mahyudin menyampaikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada 400 mahasiswa yang tergabung
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh
- Lestari Moerdijat: Jadikan Momentum Hari Buruh untuk Mempercepat Lahirnya UU PPRT
- Atasi Darurat Sampah, Waka MPR Lestari Moerdijat Sebut Sejumlah Hal yang Harus Dilakukan
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Siap Fasilitasi Pemda Atasi Masalah Sampah
- Soal Usulan Pemakzulan Gibran, Bung Komar Dorong MPR Bikin Tim Kajian