Wakil Ketua MPR: Pendahulu Kita Adalah Pendakwah dan Pejuang

Wakil Ketua MPR: Pendahulu Kita Adalah Pendakwah dan Pejuang
Hidayat Nur Wahid. Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, berdakwah dengan penuh kesabaran akan mampu membawa perubahan di masyarakat.

"Dakwah bisa mengubah masyarakat dari yang sifatnya individualistik menjadi masyarakat yang rahmatan lil alamin," ujar Hidayat dalam orasi ilmiah di hadapan wisudawan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir, Jakarta, Rabu (28/9).

Hidayat Nur Wahid menceritakan, ketika rasulullah hendak mengutus sahabat berdakwah ke Yaman, rasulullah bertanya apa pegangan untuk berdakwah. Sahabat itu menjawab, pegangan berdakwah adalah alquran, sunah rasul, dan berijitihad yang tak melampaui batas.

"Ketiga hal tersebut merupakan dasar berdakwah yang luar biasa," ujarnya.

Ketika pegangan tersebut dijadikan acuan sebab kondisi tempat dakwah bermacam-macam kondisinya. "Nanti anda akan berdakwah di daerah perbatasan, pulau-pulau kecil, atau daerah minim informasi," paparnya.

Dia mengungkapkan, Islam masuk ke Indonesia pada tahun 64 Hijrah atau pada Abad VI. Ini dibuktikan pada Prasasti di Barus, Sumatera. Menurut Hidayat Nur Wahid, nusantara adalah wilayah yang ramah dan terbuka. "Dengan demikian dakwah bisa dilakukan dengan penuh keramahan," ujarnya.

Dia menyebut dakwah yang dilakukan Wali Songo sangat luar biasa. "Dengan demikian dakwah Islam terbukti dilakukan tanpa pertumpahan darah," ujarnya.

Dakwah di Indonesia, menurut Hidayat Nur Wahid, dilakukan terus menerus bahkan di masa kebangkitan nasional hingga menjelang Indonesia dan saat merdeka, tokoh dan organisasi Islam melakukan kegiatan dakwahnya. Dia menyebut sebelum ada Budi Utomo, sudah ada organisasi Islam, Jamiah Khair, yang tidak hanya melakukan dakwah namun juga membangkitkan nasionalisme Indonesia.

Dakwah juga menghadirkan nasionalisme Indonesia merdeka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News