Waktu Itu Dafa Hanya Manggil Saya, Ibu...Ibu...
Dia mengancam tidak akan membebaskan Risma dan anaknya sebelum massa bubar atau sopir angkot itu membawanya ke Rawamangun.
’’Dia malah bilang, kita mati bareng-bareng di sini,’’ tambah Risma.
Ketika itu, Risma pasrah. Dia terus memeluk putra pertamanya tersebut.
Yang dipikirkan Risma hanya keselamatan anaknya. Dafa juga terus memanggil ibunya. Lirih.
’’Waktu itu, Dafa hanya manggil saya, ibu, ibu,’’ ujarnya dengan terbata-bata.
Emosi pelaku memuncak ketika polisi datang. Pelaku menyayat jari telunjuk, jempol kiri, dan telapak tangan kanan Risma. Lehernya juga tergores pisau.
Pelaku terus berteriak agar sopir meneruskan perjalanan. Namun, tidak ada yang menggubrisnya. Sopir angkot itu beralasan kunci kendaraannya hilang.
Polisi pun berusaha bernegosiasi dengan Hermawan. Petugas meminta pelaku membebaskan korban.
Risma Oktaviani tak akan pernah melupakan penyanderaan yang dialaminya bersama Dafa Ibnu Hafiz, 2, putranya, malam itu.
- Menteri Anas Menyetujui Formasi CPNS dan PPPK Kemensos, Mensos Risma Bilang Begini
- Pilkada Surabaya 2024, Risma Masih Memiliki Pengaruh
- MK Sudah Kirim Surat Panggilan Resmi kepada 4 Menteri & DKPP
- Rayakan HUT ke-51 PDIP, Risma Potong Tumpeng Bersama Rakyat di Kampung Kumuh Tambora
- Tidak Ada Larangan, Kok Bawaslu Cilegon Kerahkan Aparat Razia Stiker Angkot?
- Peluk Haru Mensos Risma untuk Anak-Anak PMI di Nunukan Supaya Sukses