Warga Adat NTT Suarakan Penolakan Gibran sebagai Cawapres di Patung Jokowi

Warga Adat NTT Suarakan Penolakan Gibran sebagai Cawapres di Patung Jokowi
Warga melakukan ritual adat di depan patung Presiden Jokowi dan menolak Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Dok: Source for JPNN.

jpnn.com, TIMOR TENGAH SELATAN - Puluhan warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT menggelar ritual adat bersama di Puncak Gunung Sunu, Minggu (22/10).

Sejak pagi, warga berduyun ke puncak Gunung Sunu dan menyampaikan doa dan harapan di depan patung Presiden Jokowi setinggi 3,5 Meter dan berat 700 Kg.

Jokowi bagi mereka adalah figur pemimpin yang istimewa. Namun di saat yang sama mereka juga sudah resah dengan kondisi poltik nasional terkini.

Ritual ada itu dilakukan agar apa yang sudah baik dilakukan Jokowi, tidak rusak di akhir masa jabatan.

“Jokowi adalah Bapak Bangsa dan sebagai Bapak Bangsa dia harus menjadi Bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk keluarganya,” kata Panglima perang Suku Benu sekaligus Mantan Kepala Desa Sunu periode, Nithanel Benu dalam siaran persnya.

Warga Desa Sunu melihat ada potensi Presiden Jokowi sebagai negarawan dirusak di ujung akhir masa jabatan dengan ngototnya banyak pihak mencalonkan Putera Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden.

Oleh sebab itu, dia bersama warga Desa Sunu menitip doa dan harapan agar Presiden Jokowi diberikan kekuatan untuk merawat persatuan Indonesia.

“Kami berharap agar Presiden Jokowi menjadi Bapak untuk kita semua, termasuk untuk kami di Timor sini, memang kami tidak bisa pergi ke Istana untuk menyampaikan pesan kami, tapi bagi kami doa yang kami panjatkan di depan patung Presiden Jokowi ini, sama dengan kehadiran kami bertemu dengan beliau, sebagai tanda kecintaan kami,” tutur Nithanel Benu.

Sejumlah warga di Timor Tengah Selatan menyuarakan penolakan terhadap Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai cawapres.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News