Warga Berebut Ikan Mabuk di Sungai Bengawan Solo

Warga Berebut Ikan Mabuk di Sungai Bengawan Solo
Ikan mabuk di Sungai Bengawan Solo. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, JAKARTA - Meningkatnya curah hujan dalam tiga hari terakhir membuat debit air di Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro meningkat tajam.

Kondisi tersebut membuat air berubah menjadi keruh. Akibatnya, ikan yang ada di sungai terpanjang di Pulau Jawa ini mabuk.

Mengetahui fenomena alam tersebut warga langsung ramai-ramai menangkapnya.

Ratusan warga di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo pagi tadi ramai-ramai, menangkap ikan mabuk yang menepi di pinggir sungai.

Seperti yang terlihat bantaran Bengawan Solo wilayah Desa Trucuk Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro.

Meski menggunakan tangan kosong maupun peralatan seadanya, seperti jaring, tombak, maupun pisau mereka dengan mudah ikan bisa ditangkap.

Berbagai jenis ikan bisa ditangkap warga, seperti bader, patin, tawes, udang, serta berbagai jenis ikan air tawar yang lain.

Setiap warga bisa menghasilkan hingga 5 kilogram ikan, jika beruntung bisa mendapatkan ikan berukuran besar hingga 20 kilo gram per ekornya.

Jono salah satu warga mengatakan, fenomena alam seperti ini rutin terjadi setiap tahunnya, kondisi tersebut berlangsung setelah debit air sungai meningkat tajam.

"Saat memasuki awal musim hujan setelah musim kemarau, sehingga air berubah menjadi keruh," kata Jono.

Fenomena alam di sungai yang memiliki panjang 548 kilo meter dengan melintasi 16 kabupaten ini, menjadi berkah tersendiri bagi warga. (yos/jpnn)


Fenomena alam ikan mabuk di Sungai Bengawan Solo seperti ini selalu rutin terjadi setiap tahunnya.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News