Warga Demo Besar – besaran saat Tambang di Lereng Gunung Lawu dan Wilis Ditutup

Kondisi itu dapat meningkatkan air larian permukaan yang bisa saja mengakibatkan banjir di dataran lebih rendah atau hilir sungai.
”Alih fungsi lahan hutan dan resapan air akan mempercepat air meluncur ke bawah. Air yang ada di atas juga tidak bisa meresap dengan optimal ke dalam tanah,” ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos.
Curah hujan yang tinggi karena anomali cuaca memang bisa saja diklaim sebagai penyebab utama banjir. ”Tapi, kita tetap harus menyiapkan langkah antisipasi,” tutur dia.
Salah satu langkah antisipasi itu ialah mengembalikan fungsi lereng gunung sebagai wilayah tangkapan air. Dan yang tidak kalah penting: menaturalisasi kolam air Cobor agar anak-anak dan remaja di Manden bisa kembali bersorak kegirangan mandi di sana setiap sore datang. (tyo/c9/git)
Eksplorasi lereng Gunung Lawu dan Wilis mengubah kondisi di wilayah itu, masyarakat jadi sensitif kalau tambang itu ditutup.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Gubernur Sulteng Data Perusahaan Tambang Perusak Lingkungan
- Dukung Curhatan Gubernur Anwar Hafid soal DBH Pertambangan, ART: Sulteng Butuh Keadilan
- Sebut Banjir Kota Palu Gegara Tambang, ART Minta BPK Hitung Kerugian Kerusakan Lingkungan
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- MIND ID Terima Kunjungan Menteri Perindustrian dan SDM Arab Saudi di Indonesia
- Agomo Budoyo