Warga Demo Besar – besaran saat Tambang di Lereng Gunung Lawu dan Wilis Ditutup
Kondisi itu dapat meningkatkan air larian permukaan yang bisa saja mengakibatkan banjir di dataran lebih rendah atau hilir sungai.
”Alih fungsi lahan hutan dan resapan air akan mempercepat air meluncur ke bawah. Air yang ada di atas juga tidak bisa meresap dengan optimal ke dalam tanah,” ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos.
Curah hujan yang tinggi karena anomali cuaca memang bisa saja diklaim sebagai penyebab utama banjir. ”Tapi, kita tetap harus menyiapkan langkah antisipasi,” tutur dia.
Salah satu langkah antisipasi itu ialah mengembalikan fungsi lereng gunung sebagai wilayah tangkapan air. Dan yang tidak kalah penting: menaturalisasi kolam air Cobor agar anak-anak dan remaja di Manden bisa kembali bersorak kegirangan mandi di sana setiap sore datang. (tyo/c9/git)
Eksplorasi lereng Gunung Lawu dan Wilis mengubah kondisi di wilayah itu, masyarakat jadi sensitif kalau tambang itu ditutup.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Laskar Ngawi & Anis Rupata Nera Foundation Berhalalbihalal dengan 100 Tukang Becak
- Mahyudin: PDRB Kaltim Jangan Hanya Bertumpu pada Tambang, SDM Harus Disiapkan
- HUT ke-26, Kementerian BUMN Terus Genjot Hilirisasi Pertambangan
- Banjir Bandang Terjang Puluhan Rumah Warga di Madiun
- Kisah Sucianti Suaib, dari Operator Telekomunikasi hingga Jadi Pengusaha Sukses
- Laskar Ngawi dan Anis Rupata Nera Foundation Berbagi Kebaikan di Ramadan