Warga Indonesia di Melbourne Memanfaatkan Tes dan Isolasi COVID-19 demi Insentif AUD 450
Setelah 12 hari menunggu, ia akhirnya menerima uang tersebut dan memberitahukan kepada "teman terdekat, partner, teman serumah sampai teman kerja, bahkan [melalui] Facebook" untuk melakukan hal yang sama.
Pihak berwajib sedang memeriksa klaim
Kepada ABC Indonesia, Departemen Pekerjaan, Daerah dan Wilayah (DJPR) Victoria menekankan bahwa individu yang mengajukan klaim harus "memenuhi kriteria kelayakan".
"Kami sedang mengecek data dan memastikan agar individu yang mengklaim 'Test Isolation Payment' [Pembayaran Tes Isolasi] secara tidak benar bisa teridentifikasi," bunyi pernyataan tersebut.
"Permohonan akan diaudit dan jika ada seluk-beluk dalam permohonan itu yang ditemukan salah atau menyesatkan, akan diambil tindakan yang sesuai, termasuk meminta pengembalian uang dalam jumlah penuh."
Sejauh ini, departemen tersebut sudah mengeluarkan uang sebesar AU$35,9 juta untuk melunasi 84.900 klaim dari total 101.000 aplikasi.
Photo: DJPR Victoria mengatakan sedang memeriksa aplikasi klaim insentif AU450 dan mengancam akan melakukan aksi bila menemukan informasi sesat. (ABC News: Ron Ekkel)
Toni yang menyadari adanya celah dalam sistem tes dan isolasi yang dijalankan Pemerintah Victoria merasa tidak takut sudah memanfaatkannya.
Kini bekerja sebagai tukang antar makanan sambil menyebar lamaran ke beberapa perusahaan, ia berencana untuk melakukan tes yang sama bulan depan.
Setiap harinya, Aldi Saputra asal Tangerang yang bekerja sebagai seorang kurir minuman beralkohol di Melbourne, Australia, harus bertemu dengan 25-30 orang
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka