Warga Indonesia Memilih Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Gotong Royong

Warga Indonesia Memilih Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Gotong Royong
Buka Puasa Gratis yang digagas Komunitas Sartis hanyalah satu dari banyaknya aksi solidaritas warga di masa pandemi. (Supplied: Claudia Lengkey.)

Gotong royong, salah satu identitas budaya bangsa Indonesia, telah membuktikan sebagai modal bersama dalam menghadapi pandemi virus corona. Namun, di sisi lain solidaritas warga seringkali muncul di saat pemerintah dianggap tidak cukup mampu dalam menangani masalah.

Setiap mengantar-jemput istrinya, Herlambang Wiratraman mencoba menjadi pendengar yang baik.

Istri Herlambang, dr Movita Hidayati, adalah koordinator penanganan COVID-19 di RS Paru Jember, Jawa Timur, yang juga rumah sakit rujukan untuk pasien COVID-19.

Di tempat kerja istrinya, persedian alat perlindungan diri (APD) semakin berkurang, Herlambang pun mencoba menawarkan bantuan.

Istrinya sebenarnya sudah terpikir membuka jalur donasi sebagai solusi keterbatasan APD di rumah sakit tempatnya bekerja, tapi ia masih ragu.

"Saat saya mengatakan kesediaan membantu mencarikan donasi, istri saya minta saya menunggu dulu karena ia khawatir menyalahi prosedur," tutur Herlambang kepada Hellena Souisa dari ABC News.

Warga Indonesia Memilih Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Gotong Royong Photo: Herlambang Wiratraman dan istri, dr Movita Hidayati, Sp.P. Herlambang memutuskan membantu istrinya mengupayakan donasi APD. (Supplied: Herlambang Wiratraman.)

 

Ketersediaan APD di rumah sakit tidak memadai

Persediaan baju hazmat di rumah sakit istrinya bekerja saat itu hanya ada 50 buah. Artinya, dengan total tujuh orang petugas medis per hari, persediaan pakaian pelindung sekali pakai tak akan sampai delapan hari.

Gotong royong, salah satu identitas budaya bangsa Indonesia, telah membuktikan sebagai modal bersama dalam menghadapi pandemi virus corona

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News