Warga Manado saat Dilanda Kepanikan Hebat karena Kabar Tsunami
Pasien Mendadak Sehat, Undangan Tinggalkan Kawinan
Minggu, 13 Maret 2011 – 08:08 WIB
Di antara puluhan pasien itu, ada yang mendadak sehat karena panik. "Iya, tadi ada yang sudah lari-lari, padahal sebelumnya lebih banyak berbaring di tempat tidur," ungkap seorang dari tiga perawat yang masih bertahan di RS itu. "Ndak tahu ke mana teman-teman (perawat) lain" Mereka sangat panik," kata perawat yang tak mau menyebutkan namanya itu.
Praktis, RS yang berlokasi di dekat pantai atau tepatnya di tengah permukiman kapal sandar itu terlihat sepi Jumat petang lalu. Padahal, sekitar pukul 19.00 rumah sakit tersebut selalu ramai dengan lalu lalang paramedis maupun keluarga pasien.
Namun, saat itu tak lebih dari sepuluh orang yang terlihat. Itu pun sudah di lantai bawah. Menurut Fernando, saat ada pengumuman dari BMKG, seluruh penghuni gedung dua lantai itu panik. Suasana menjadi kacau. Orang-orang tak pernah berhenti menelepon. "Justru petugas kesehatan yang lari dulu, tinggal pasien yang ada di dalam," ujarnya.
Bahkan, seorang pasien perempuan yang masih dalam tahap pemantauan untuk operasi pengangkatan mioma Jumat sore lalu hanya ditemani anaknya yang berusia 7 tahun di ruang opname. "Suster, saya pusing," kata ibu itu kepada perawat.
Saat kepanikan warga Manado, Sulut, memuncak Jumat sore lalu (11/3), tsunami kiriman Jepang malah menerjang Papua malam itu. Selain merusak puluhan
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor