Waspada Daging Ayam Suntik dan Babi
Selasa, 31 Juli 2012 – 13:34 WIB

Waspada Daging Ayam Suntik dan Babi
Selain itu, pihaknya pun sudah melakukan sidak ke perusahaan-perusahaan baso. Karena berdasarkan informasi, daging sapi gelonggongan ini lebih banyak digunakan pedagang olahan. "Mereka ternyata lebih mengerti dan mengatakan tidak mungkin memakai sapi gelondongan karena akan merusak kualitas baso," tandas Elly.
Baca Juga:
Untuk membedakan daging ayam suntikan dan bukan, bisa dilihat secara kasat mata.Masyarakat tinggal melihat apakah ayam tersebut berair sehingga terlihat basah, cepat busuk dan teksturnya lembek, atau tidak. "Jika teksturnya lembek dan basah, maka itu daging ayam suntikan," terangnya.
Karena itulah, Elly mengimbau agar masyarakat saat membeli ayam memilih yang gantung, sehingga iarnya ngucurnya. "Kalau ayamnya ditaruh di meja, kita angkat aja dan perhatikan. Kalau ternyata ada air yang jatuh dengan tidak normal maka itu ayam suntikan, Tapi kalau ada tetesan air yang normal, maka itu bukan," tandasnya.
Selama bulan puasa ini, kebutuhan ayam masih tinggi sekitar 300.000 ekor/hari dan sapi 200-250 ekor/hari, daging Sapi 200-250 ekor. Sementara itu, salah seorang warga Kompleks Orange District, Cinunuk-Bandung, Sulastri, 34, mengaku mencurigai ada yang menjual daging Babi di Pasar Kiaracondong. “Mingu lalu, saya membeli daging sapi, tapi saat direbus di rumah, warnanya berubah, tidak seperti warna daging sapi yang biasa saya beli,” ujarnya.
BANDUNG-Warga Kota Bandung dihimbau waspada dengan keberadaan ayam suntikan. Mengingat penjualnya cukup banyak dan tersebar. Bukan hanya
BERITA TERKAIT
- Kapal Feri Tenggelam di Peraian Penajam, BPBD Bergerak Mengevakuasi Penumpang
- Baliho di Jalan Protokol Pekanbaru Ditertibkan, Menteri Kehutanan Apresiasi Ketegasan Wali Kota
- Sempat Dikira Bangkai Hewan, Mayat Pria di Kampar Bikin Gempar
- Sachrudin Lantik 3.419 PPPK Kota Tangerang, Ini Pesannya
- Beraksi Belasan Kali, Pelaku Pemalakan di Minimarket Palembang Ditangkap
- Ponpes Mambaul Maarif Buka Beasiswa Santri dan Mahasantri