Waspada Munculnya Benih-benih Radikalisme di Tengah Menghadapi Covid-19

Waspada Munculnya Benih-benih Radikalisme di Tengah Menghadapi Covid-19
Petrus Selestinus. Foto: Dokpri for JPNN.com

“Ada indikasi terpapar radikalisme dan intoleransi karena mereka tanpa tedeng aling-aling menolak Protokol COVID19 dengan dalih hanya mau taat kepada perintah Allah. Ini perilaku yang mirip dengan ideologi Hizbut Tahir Indonesia (HTI),” katanya.

“Ini negara hukum, bukan negara agama. Hukum yang berlaku adalah hukum nasional, bukan hukum agama manapun. TNI-Polri tidak boleh kecolongan dan lengah tetapi harus waspada, dikhawatirkan mereka terpapar ideologi radikal, karena sudah meremehkan hukum nasional dan aparat TNI-POLRI yang hendak menegakan Protokol COVID-19 dengan dalih hanya mau tunduk kepada hukum Allah,” kata Petrus lagi.

Petrus mengatakan Forkopimda Sikka harus mewaspadai sikap Imam Masjid Abraham di Nangahale, yang berpotensi mengganggu keamanan karena untuk sementara Nangahale menyumbang reaktif COVID-19 paling besar di Kabupaten Sikka. Berdasarkan rapit test dari 70 (tujuh puluh) yang reaktif, terdapat 9 (sembilan) adalah warga Desa Nangahale, 5 (lima) orang dari Klaster Gowa dan 4 (empat) orang dari Klaster Lambelu.

“Jangan biarkan benih-benih radikalisme dan intoleransi di dalam kehidupan warga Sikka oleh tokoh-tokoh yang hendak menunjukkan eksistensinya di saat seluruh warga masyarakat dan aparat TNI-Polri berada pada titik jenuh menghadapi ancaman COVID-19. Ini taktik dan tester tunjuk hidung dengan memasukkan argumentasi kukum agama kontra Protokol COVID-19 sebagai strategi mereka,” kata Petrus Selestinus.(fri/jpnn)

Jangan biarkan benih-benih radikalisme dan intoleransi di dalam kehidupan warga Sikka oleh tokoh-tokoh yang hendak menunjukkan eksistensinya di saat seluruh warga masyarakat dan aparat TNI-Polri berada pada titik jenuh menghadapi ancaman COVID-19.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News