Waspadai Risiko Valas
Buntut Rating Jepang dan Amerika Turun
Jumat, 26 Agustus 2011 – 03:33 WIB

Waspadai Risiko Valas
Mantan Dirut Bank Mandiri itu menambahkan, meski pasar keuangan global masih bergejolak, pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga masih tumbuh hingga 6,5 persen. "Negara-negara maju terus melakukan koreksi pertumbuhan ekonomi ke bawah. Kita dalam kondisi yang lebih baik," kata Agus.
Baca Juga:
Lembaga pemeringkat utang internasional, Moody"s Investors Service, menurunkan peringkat kredit Jepang satu tingkat dari AA2 menjadi AA3. Masalah utang yang ditimbun sejak 2009 dan kepemimpinan politik telah menghambat strategi ekonomi yang efektif.
Hampir semua negara ekonomi maju di dunia saat ini tengah bergelut dengan masalah utang. Awal Agustus ini, Amerika Serikat kehilangan top-tier rating AAA dari Standard & Poor"s. Moody juga mengingatkan Italia dan beberapa negara di Eropa lainnya tentang kemungkinan rating utangnya turun.
Ekonom Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Anggito Abimanyu mengatakan, pemerintah belum memiliki instrumen yang lengkap dalam menghadapi krisis. RAPBN 2012 hanya terfokus untuk menstabilkan harga Surat Berharga Negara (SBN). Upaya tersebut dianggap belum cukup untuk menghadapi potensi krisis. "Dibanding dengan 2008, instrumen untuk menghadapi krisis masih belum cukup," kata Anggito.
JAKARTA - Penurunan peringkat utang Amerika Serikat (AS) dan Jepang harus disikapi hati-hati karena bisa menyebabkan risiko valuta asing (valas)
BERITA TERKAIT
- Utamakan Keselamatan, KAI Raih 2 Penghargaan di Ajang WISCA 2025
- Maksimalkan Pasar Ekspor, SIG Kebut Proyek Dermaga & Fasilitas Produksi di Tuban
- Perkuat Budaya Keselamatan Berkelanjutan, KAI Raih Penghargaan di WISCA 2025
- Ketum HIPPI Jaksel Apresiasi Langkah Berani BI Perluas Ekspansi QRIS Lintas Negara
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- Bank Mandiri Catat Transaksi Digital Makin Meningkat