WHO Beri Penilaian Kebijakan Nol Covid China, Memalukan

WHO Beri Penilaian Kebijakan Nol Covid China, Memalukan
Sejumlah petugas medis dan personel keamanan mendadak dikerahkan ke salah satu kawasan permukiman di Distrik Chaoyang, Beijing, China, pada Minggu (24/4/2022) setelah dalam dua hari terakhir ditemukan 20 kasus positif. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, LONDON - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kebijakan tanpa toleransi (zero-tolerance) COVID-19 yang diberlakukan China tidak berkelanjutan.

"Kami tidak berpikir kebijakan itu berkelanjutan mengingat perilaku virus dan apa yang kita antisipasi di masa depan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan media pada Selasa (10/5).

"Kami telah mendiskusikan masalah ini dengan para ahli China. Dan kami menyatakan pendekatan tersebut tidak akan berkelanjutan. Saya pikir perubahan (kebijakan) akan sangat penting," ujar Tedros melanjutkan.

Dia mengatakan meningkatnya pengetahuan tentang virus dan alat yang lebih baik untuk memeranginya juga menunjukkan sudah waktunya untuk perubahan strategi.

Komentar itu muncul setelah para pemimpin China mengulangi tekad mereka untuk memerangi virus dengan tindakan keras dan mengancam tindakan terhadap para kritikus di dalam negeri, bahkan ketika penguncian wilayah yang ketat dan berkepanjangan menimbulkan banyak korban terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Berbicara setelah Tedros, Direktur Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan dampak dari kebijakan "nol-COVID" terhadap hak asasi manusia juga perlu dipertimbangkan.

"Kami selalu mengatakan sebagai WHO bahwa kita perlu menyeimbangkan langkah-langkah pengendalian atas dampaknya terhadap masyarakat, dampaknya terhadap ekonomi, dan itu tidak selalu merupakan pertimbangan yang mudah," kata Ryan.

Dia juga mencatat bahwa China telah mengalami 15.000 kematian sejak virus pertama kali muncul di Kota Wuhan pada akhir 2019. Jumlah tersebut relatif rendah dibandingkan dengan hampir 1 juta kematian di Amerika Serikat, lebih dari 664.000 kematian di Brazil, dan lebih dari 524.000 kematian di India.

Kebijakan nol-COVID China telah menuai kritik mulai dari ilmuwan hingga warganya sendiri yang menderita akibat lockdown ketat di sejumlah kota besar

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News