WHO Diminta Mempertimbangkan Produk Tembakau Alternatif Dibanding Rokok

Kritik terhadap kebijakan WHO turut disuarakan oleh ahli dari School of Global Public Health New York University, Profesor David Abrams, yang meyakini rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok. Perokok yang telah beralih sepenuhnya ke produk tembakau alternatif sudah membuktikan adanya perbaikan kesehatan.
“Namun, WHO terus mengampanyekan larangan langsung atau regulasi ekstrem bagi produk tersebut. Apakah masuk akal untuk melarang produk yang jauh lebih aman ketika rokok tersedia di mana-mana?” tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ahli Epidemiologi University of Nottingham sekaligus Direktur Pusat Studi Tembakau dan Alkohol Inggris, Profesor John Britton, juga meminta WHO untuk kembali fokus mencapai tujuan awalnya.
WHO membutuhkan strategi yang berbeda untuk mengurangi permasalahan penyakit yang diakibatkan dari rokok. Kehadiran produk tembakau alternatif justru dapat menjadi pilihan yang baik untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Kita tahu WHO menerapkan pengurangan risiko di bidang kesehatan masyarakat lainnya, termasuk untuk obat-obatan terlarang dan kesehatan seksual. Namun, pendekatan berhenti atau mati' bagi perokok serta menentang pengurangan risiko dari rokok itu tidak masuk akal," pungkas John. (flo/jpnn)
WHO diminta melihat kajian terkait kehadiran produk tembakau alternatif bisa menjadi pilihan yang baik untuk mengatasi permasalahan penyakit akibat rokok
Redaktur & Reporter : Natalia
- Produksi Rokok Turun 4,2 Persen, Ini Penyebabnya
- Bea Cukai Tegal & Kejari Batang Musnahkan Lebih 7 Juta Batang Rokok Ilegal, Tuh Lihat!
- Riset Terbaru, Vape Efektif Bantu Perokok Beralih dari Kebiasaan Merokok
- Larangan Penjualan Rokok Radius 200 Meter Dikhawatirkan Bakal Menyuburkan Rokok Ilegal
- Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Penting Dilakukan
- Bea Cukai Malang Ajak Satlinmas dan Masyarakat Gempur Rokok Ilegal Lewat Kegiatan Ini