Wilayah Pinggiran Diperlakukan Terhormat, Ansy Lema: Terima Kasih Pak Jokowi - JK

Wilayah Pinggiran Diperlakukan Terhormat, Ansy Lema: Terima Kasih Pak Jokowi - JK
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema mengucapkan terima kasih kepada Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Periode 2014-2019, Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK).

“Terima kasih kepada Jokowi-JK karena selama memimpin Indonesia, wilayah Indonesia Timur terutama Provinsi NTT selalu mendapatkan perhatian khusus. NTT yang sebelumnya dipandang dan diperlakukan sebagai wilayah terluar atau wilayah pinggiran kini diperlakukan terhormat,” ujar Ansy Lema sapaan Yohanis Fransiskus di Jakarta, Senin (21/10).

Wajah Indonesiasentris di NTT

Menurut Ansy, Jokowi yang adalah kader PDI Perjuangan pada periode pertama sukses memutar paradigma (shifting paradigm) pembangunan dari orientasi “Jawasentris” ke “Indonesiasentris.” Visi pembangunan ‘Indonesiasentris’ bukti nyata kepekaan Jokowi atas ketimpangan dan ketidakadilan dalam kebijakan pembangunan yang sebelumnya terpusat di Pulau Jawa. Itulah alasannya Jokowi sangat menaruh perhatian besar kepada NTT.

“Dalam butir ketiga Nawacita, terungkap jelas komitmen Jokowi untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Imbasnya, NTT kini bukan lagi daerah terluar tetapi dijadikan sebagai beranda terdepan Indonesia. Maka Jokowi datang ke NTT dengan program-program pembangunan agar masyarakat NTT dapat mengejar ketertinggalan, tidak kumuh, dan sejahtera,” papar juru bicara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI Jakarta 2017 tersebut.

Setelah menjabat Presiden pada 2014, Jokowi sudah melakukan kunjungan selama sebelas kali ke NTT. Bahkan dalam kunjungan ke-10, ia secara eksplisit mengaku sangat cinta NTT.
Tidak hanya berkunjung, Jokowi menggelontorkan Rp.5,9 triliun untuk membangun tujuh bendungan Bendungan Raknamo (Kabupaten Kupang), Bendungan Rotiklot (Kabupaten Belu), Bendungan Napun Gete (Kabupaten Sikka), Bendungan Temef (Kabupaten TTS), Bendungan Manikin (Kabupaten Kupang), Bendungan Kolhua (Kota Kupang) dan Bendungan Mbay (Kabupaten Nagekeo). Bahkan, Jokowi akan membangun 13 bendungan tambahan di NTT sehingga total bendungan akan mencapai 20 bendungan. Ia juga memperbaiki (menata ulang) sejumlah pelabuhan dan bandara di NTT.

“Jokowi juga menata daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste dengan membangun Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain, Motamasin, dan Wini di Kabupaten Belu, Malaka dan TTU. Ia juga membangun jalan Sabuk Merah sepanjang 179,99 kilometer di perbatasan antara Nusa Tenggara Timur (NTT)-Timor Leste.

Jokowi memperindah-mempercantik perbatasan yang sebelumnya kumuh, kotor, dan tidak terurus. Kini perbatasan Indonesia-Timor Leste tidak hanya sebagai wajah Negara, tetapi berubah signifikan sebagai pusat pariwisata dan sentra ekonomi UMKM masyarakat,” ujar mantan Dosen tersebut.

Dalam butir ketiga Nawacita, terungkap jelas komitmen Jokowi untuk membangun Indonesia dari pinggiran.


Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News