Wiranto: Ini Informasi Intelijen yang Saya Terima
jpnn.com, JAKARTA - Menkopolhukam Wiranto menegaskan pernyataannya soal adanya kelompok gelombang baru yang menghasut agar aksi demo mahasiswa dan pelajar berlangsung rusuh, merupakan informasi dari intelijen.
Ditegaskan bahwa pernyataannya itu juga bukan untuk menuduh kelompok tertentu.
"Saya tidak menuduh. Tetapi, ini informasi intelijen yang saya terima. Hanya memperingatkan, mungkin akan dilibatkan," katanya, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (27/9).
Wiranto mengatakan bahwa kelompok gelombang baru itu akan memanfaatkan banyak elemen masyarakat, mulai pelajar, mahasiswa, tukang ojek, paramedis, hingga kelompok Islam garis keras.
Berdasar informasi intelijen itu, Wiranto mengatakan, dirinya hanya berupaya memeringatkan seluruh elemen masyarakat agar jangan sampai terpancing dengan hasutan-hasutan semacam itu.
Kata Wiranto, kelompok gelombang baru itu berusaha memengaruhi dengan berbagai cara sehingga melakukan demonstrasi yang tujuannya menjadi tidak jelas.
"Mohon jangan terpengaruh hasutan, imbauan, provokasi, adu domba. Karena apa? Karena permintaan adik-adik mahasiswa yang sudah demonstrasi duluan kan sudah diakomodasi," tuturnya.
Wiranto juga mengatakan bahwa ada peserta demo yang dibayar. "Kemarin kan dalam dialog dengan kepolisian ditanya para pelajar. Kamu demo untuk apa? Gak ngerti. Lalu, sudah ada bukti-bukti demo itu ada yang membayar lagi. Jadi ini bagaimana ini?" katanya. (Antara/jpnn)
Wiranto mengatakan dirinya menerima informasi intelijen tentang adanya kelompok gelombang baru yang menghasut demo mahasiswa dan pelajar.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Prabowo, Luhut, hingga Wiranto Hadiri Pelantikan AHY di Istana Negara
- Wiranto Jamin Kubu 02 Tidak Lakukan Kecurangan Pemilu
- Ini Alasan Wiranto Harus Memenangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
- Ini Bukti Dukungan Wiranto untuk Prabowo-Gibran, Dari Jateng Hingga Kalimantan
- Wiranto Mengajak Mantan Aparat Desa Memenangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
- AMPK Desak Polisi Periksa Pejabat Negara yang Tak Laporkan LHKPN