Wiranto: Tak Bisa Dipungkiri, Suhu Makin Panas
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, tidak membantah bahwa suhu politik jelang Pilkada 2018 makin panas.
Namun, semua pihak sudah berkomitmen bahwa pesta demokrasi untuk memilih para pemimpin di daerah harus dilaksanakan dalam keadaan aman, dan menghasilkan kepala daerah yang berkualitas.
Karena itu, pemerintah berusaha menjaga agar Pilkada serentak bebas dari gangguan apa pun. Sehingga masyarakat bisa memilih dengan tenang dan sesuai aspirasi masing-masing.
"Sekarang ada pertanyaan wartawan bahwa menjelang Pilkada yang kita katakan sebagai tahun politik, suhu politik memanas, iya. Itu enggak bisa dipungkiri. Setiap Pilkada, suhu politik memanas," sebut Wiranto di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (12/2).
Indikasi tersebut menurutnya bisa dilihat dari sejumlah kejadian. Misalnya penyerangan terhadap pemimpin agama seperti di Sleman, Yogyakarta, maupun sebelumnya di Bandung, Jawa Barat.
Soal apakah kejadian itu merupakan peristiwa yang terorganisir? Atau sengaja didesain untuk mengganggu Pilkada? Pihaknya belum bisa memastikannya.
Sebab, untuk kasus di Sleman berdasarkan laporan yang dia terima dari Polri, kejadian itu merupakan aksi terorisme. Namun masih didalami apakah pelakunya seorang diri atau ada jaringannya.
"Tapi iya, itu teror, aksi teror murni. Itu bisa lonewolf, bisa juga dalam konteks jaringan. Ini ada pendalaman," jelas mantan Panglima ABRI tersebut.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, tidak membantah bahwa suhu politik jelang Pilkada Serentak 2018 mulai memanas
- Pemilu 2024 Berdampak Pada Para Investor, Begini Analisis Pakar
- Prabowo, Luhut, hingga Wiranto Hadiri Pelantikan AHY di Istana Negara
- Wiranto Jamin Kubu 02 Tidak Lakukan Kecurangan Pemilu
- Ini Alasan Wiranto Harus Memenangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
- Ulama Penjaga Keharmonisan Umat di Tahun Politik
- Tahun Pemilu, Investor Wajib Pahami Kondisi Politik dan Dampak Ekonomi