Wisata Bono, Menguji Adrenalin di Liukan Ombak Sungai

Wisata Bono, Menguji Adrenalin di Liukan Ombak Sungai
Asyik berselancar di ombak bono. Foto: Dok. JPNN.com

 


Ditakuti

Mata Abu Samah memandang tajam ke arah Sungai Kampar. Pagi itu dia  berbaur dengan masyarakat yang menyaksikan sejumlah peselancar yang akan bertarung dalam kompetisi selancar dan bekudo bono. Dia teringat kejadian beberapa tahun silam kala gelombang bono yang dahsyat menghempaskan sebuah speedboat. Sebanyak 45 orang penumpang dalam speedboat  tewas disapu gelombang yang cukup dahsyat itu.

Dia bercerita, seperti biasa setiap speedboat yang akan melayari sungai itu akan singgah sebentar di Teluk Meranti, selain untuk menunggu datangnya bono juga untuk berhenti makan bagi penumpang speed. Ketika bono sudah lewat barulah speedboat melanjutkan perjalanan manghantarkan para penumpang ke tujuannya masing-masing.

Hari itu, kapten speedboat  membuat keputusan lain. Dia meminta seluruh penumpang masuk ke speedboat karena perjalanan akan dilanjutkan walau gelombang bono belum lewat. ‘’Kapten speednya sudah diingatkan untuk menunggu bono dulu baru berangkat. Tapi dia berkeras dan tetap melanjutkan perjalanannya,’’ ujar Abu Samah.

Menurut dia, ketika itu kapten kapal mengatakan kondisi speedboat bagus dan layak pakai, sehingga dia tetap memaksa berangkat.  Tapi nasib berkata lain, belum berapa lama speed itu berlayar masyarakat sudah heboh, karena speed tadi disapu gelombang bono dan para penumpang di dalamnya turut disapu dan tidak bisa menyelamatkan diri.

‘’Gelombang bono ini tidak sama dengan gelombang lainnya. Gelombang bono ini dia bergulung-gulung, jika sudah tersapu gelombang susah untuk menyelamatkan diri,’’ ujarnya.

Disebutkannya, pantang larang yang harus diperhatikan jika melewati sungai ini tidak boleh berkata sombong dan angkuh. Jika berkata sombong dan angkuh pasti akan ada hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi. Karenanya setiap masyarakat yang hendak melewati sungai ini haruslah bersikap sopan dan tidak sombong. Dimana-mana termasuk di sungai ini pasti ada makhluk lain yang tidak diketahui wujud bentuknya.

Selain itu, lanjut dia lagi menjadi seorang kapten kapal di sungai ini tidak perlu surat atau ijazah dari perguruan tinggi manapun, di sini yang paling diperlukan itu kebiasaan dan pengalaman. Karena, usai gelombang bono datang dia akan membentuk daratan-daratan yang tidak akan bisa dilalui oleh speedboat.

‘’Karenanya jika melihat kapten speedboat yang membawa speednya dengan zig zag, sebentar ke kiri sebentar ke kanan itu bukan hal yang aneh. Kondisi yang harus memaksa mereka berbuat demikian, jika tidak mereka bisa kandas. Jika kandasnya setelah gelombang bono datang mungkin tidak masalah, tetapi jika pas gelombang bono datang akan sangat berbahaya sekali,’’ paparnya.

 

Dulu Menakutkan, Kini Jadi Tujuan Wisatawan

Dulu, ombak bono atau gelombang Sungai Kampar sebagai sosok yang menakutkan, tetapi kini justru menjadi wisata andalan bagi Pelalawan dan juga Provinsi Riau.

Bono biasanya terjadi pada setiap tanggal 10-20 bulan Melayu atau tahun Arab yang biasa disebut penduduk sebagai “bulan besar” atau bulan purnama. Biasanya gelombang bono atau ombak bono yang besar terjadi pada tanggal 13-16 hari bulan. Gelombang yang terjadi biasanya akan berwarna putih dan coklat mengikut warna air Kuala Kampar. Selain itu, bono juga terjadi pada setiap bulan mati yaitu akhir bulan dan awal bulan (tanggal 1) penanggalan Arab.

Wisata Bono, Menguji Adrenalin di Liukan Ombak Sungai
Lokasi ombak bono atau gelombang bono Sungai Kampar dapat kita jumpai di Sungai Kampar Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan. Ada beberapa titik yang biasa digunakan masyarakat sekitar untuk melihat ombak bono salah satunya adalah Tanjung Bebayang atau Tanjung Bayang-Bayang.

Legenda Bono Bono merupakan nama yang diberikan oleh masyarakat Teluk Meranti kepada gelombang yang terkategori Tidal Bore, yaitu fenomena hidrodinamika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News