Wisata Kuliner di Zaman Para Meneer

Wisata Kuliner di Zaman Para Meneer
Restoran berjalan di Batavia. Foto: Nationaal Archief, Belanda.

Pemerintah Hindia Belanda menyadari ini sebagai daya tarik wisatawan. 

"Oleh karena itu ada berbagai jenis penjual makanan keliling dimuat dalam kartu pos," ungkap   Ahmad Sunjayadi sejarawan UI dalam Kuliner dalam Pariwisata Kolonial di Hindia Belanda, termuat dalam Titik Balik Historiografi di Indonesia.

Antara lain, gambar penjual roti pikulan di Batavia, sate keliling, sekoteng dan rujak ulek.

Ada juga gambar pedagang nasi keliling sedang dikerumuni pembeli.

"Restoran berjalan atau dapur berjalan ini rupanya dianggap cukup eksotis dan dianggap dapat menarik para turis," tulis Sunjayadi.

"Kolam Primitif"

Rumah makan tradisional, dengan arsitektur dan menu khas wilayah setempat, lain lagi pesonanya. 

Louis Couperus, seorang wartawan lepas di harian Haagse Post, disuguhi ikan gurame saat pelesir ke Cipanas, Jawa Barat. 

DI zaman kolonial, warung makan kaki lima yang kini jadi "musuh besar" Satpol PP, punya tempat istimewa di hati para pelancong. Augusta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News