WNI di Jepang Diminta Waspada, Jauhi Ruang Terbuka

WNI di Jepang Diminta Waspada, Jauhi Ruang Terbuka
Dua warga menggunakan payung untuk melindungi diri dari teriknya sinar matahari di musim panas di Kota Chigasaki, Kamis (21/7). Foto: ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu

jpnn.com, TOKYO - Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi mengimbau warga negara Indonesia (WNI) untuk mewaspadai perubahan cuaca ekstrem, terutama di musim panas.

“Kami sudah memberikan arahan untuk bisa diikuti, memang dalam situasi panas dan hujan yang tampak lebih awal, kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu banyak di ruang yang terbuka,” kata Heri saat ditemui di Tokyo, Kamis.

Namun, dia juga mengimbau untuk tidak berlebihan dalam menggunakan pendingin ruangan saat di rumah atau dalam ruangan.

Selain itu, dia menambahkan pihaknya juga mengikuti imbauan Pemerintah Jepang untuk mengatur pendingin ruangan di suhu 26-28 derajat Celcius agar tidak terjadi perubahan ekstrem antara di luar dan dalam ruangan.

“Dengan demikian, di dalam dan di luar ruang itu suhunya tidak terlalu beda jauh karena kalau panas terus tidak baik, yang paling bahaya itu kalau panas dingin, panas dingin itu secara cepat yang bisa menjadikan heat stroke,” ujarnya.

Pasalnya, suhu panas menyerang Jepang pada awal Juli, bahkan hingga di atas 35 derajat Celcius, bahkan di beberapa kota, seperti di Isesaki mencapai 40,3 derajat Celcius dan di Tokyo sendiri mencapai 37 derajat Celcius.

Karena tingginya suhu, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri mengimbau kalangan bisnis dan masyarakat untuk menghemat energi.

Berdasarkan pantauan Antara, toko waralaba di beberapa kota, seperti Chigasaki dan Hiratsuka, Prefektur Kanagawa, mematikan sebagian penerangan atau lampu di siang hari guna menghemat listrik.

Dues RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi menyampaikan imbauan untuk WNI di wilayah kerjanya terkait situasi terkin

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News