Wujudkan Pertumbuhan 8%, Indonesia Butuh Investasi Rp 7.000 Triliun Per Tahun

"Caranya dengan melakukan terobosan-terobosan. PMDN memang perlu ditingkatkan," ucap Eko, yang juga direktur Pengembangan Big Data INDEF.
Namun, Indonesia tidak bisa lepas dari investor asing karena mengejar pertumbuhan tinggi.
Jadi, bagaimana mendorong Foreign Direct Investment (FDI) bisa masuk ke Indonesia yang kemudian dieksekusi untuk memperkuat usaha-usaha di sektor riil.
“Poin pentingnya ialah Danantara merupakan jalan keluar untuk bisa memastikan lebih banyak lagi likuiditas yang bisa berputar untuk memperkuat sektor riil,” jelas dia.
Eko juga memaparkan konsep Danantara terinspirasi dari lembaga investasi terkenal seperti Temasek Holdings di Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia.
Namun, Danantara diharapkan tidak hanya setara juga mampu melampaui kedua lembaga tersebut.
Sejauh ini, strategi besar untuk Danantara sudah ada, tetapi proses pembentukan regulasi dan penyusunan struktur kelembagaannya masih dalam tahap pengembangan.
Hal itu mencakup pemilihan figur-figur yang akan mengelola Danantara, daftar BUMN yang akan dimasukkan ke dalam pengelolaan Danantara, serta target dan tujuan spesifiknya.
Raih pertumbuhan 8%, Indonesia butuh Investasi besar baik domestik maupun asing sebesar Rp 7.000 triliun per tahun
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Prabowo Ancam Bakal Ganti Direksi BUMN yang Malas dan Tidak Berprestasi
- 5 Berita Terpopuler: Banyak Honorer Gagal Tes PPPK Tahap 2, RPP Turunan UU ASN Harus Mengakomodasi, Begini Penjelasan BKN
- Tegur Direksi BUMN dalam Townhall Danantara, Prabowo Berikan Sejumlah Arahan Penting